Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Centers for Desease Control atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah mengaktifkan Pusat Operasi Darurat. Pusat operasi darurat ini untuk mengoordinasikan penyelidikan ratusan kasus penyakit paru-paru parah yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik.
Pusat Operasi Darurat CDC menawarkan pos komando pusat tempat tim ahli penyakit terlatih melacak keadaan darurat kesehatan masyarakat, berbagi informasi dan mengoordinasikan tanggapan.
"CDC menetapkan prioritas untuk mencari tahu apa yang menyebabkan cedera dan kematian terkait vaping rokok elektrik," kata Direktur CDC Robert Redfield dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Telan korban jiwa, pemerintah AS mulai larang rokok elektrik beraroma
CDC mengaktifkan Pusat Operasi Darurat untuk kondisi genting. Pusat Operasi Darurat terakhir adalah penanganan Badai Florence pada tahun 2018, badai Harvey, Irma dan Maria pada tahun 2017, dan wabah Zika dan Flint, Michigan, krisis kontaminasi air pada tahun 2016.
Sejauh ini, CDC telah mengkonfirmasikan enam kematian dan sedang menyelidiki 380 kasus yang dikonfirmasi atau kemungkinan berhubungan dengan vaping di 36 negara bagian AS dan Kepulauan Virgin AS.
Saat ini penelitian belum sampai pada kesimpulan produk atau bahan tertentu. Tapi, pejabat kesehatan mendesak konsumen untuk menghentikan vaping.
Baca Juga: Ada studi baru, apakah rokok elektrik aman?
Bagi mereka yang melanjutkan, CDC mendesak konsumen untuk menghindari membeli produk vaping di jalan, menggunakan minyak yang berasal ganja dengan produk atau memodifikasi produk vape yang dibeli di toko.
Para pengguna rokok elektrik yang memiliki masalah pernapasan setelah vaping, seperti batuk kering, atau tidak produktif; sesak napas dan nyeri dada yang memburuk dengan napas dalam, harus melaporkannya ke dokter.