Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HING KONG. Aksi unjuk rasa di Hong Kong pada akhir pekan lalu, yang berakhir bentrok dan membuat polisi melepaskan tembakan ke udara untuk pertama kalinya, membuat Pemerintah Hong Kong murka.
"Meningkatnya aksi ilegal dan kekerasan dari para demonstran radikal tidak hanya keterlaluan, mereka juga mendorong Hong Kong ke ambang situasi yang sangat berbahaya," kata Pemerintah Hong Kong dalam pernyataan resmi, Senin (26/8), seperti dikutip Reuters.
Polisi menembakkan meriam air dan gas air mata dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa yang melempar batu bata dan bom molotov pada Ahad (25/8). Bahkan, enam petugas mengeluarkan pistol mereka dan seorang di antaranya menembakkan tembakan peringatan ke udara.
Baca Juga: Hong Kong kian membara, polisi menembakkan senjata untuk kali pertama
Dalam pernyataan resmi, Kepolisian Hong Kong mengungkapkan, petugas menembakkan 215 peluru gas air mata dan 74 peluru karet selama bentrokan yang pecah pada Sabtu (24/8) dan Ahad (25/8) lalu. Polisi menahan 86 orang, satu di antaranya baru berusia 12 tahun.
Meski begitu, demonstrasi tidak surut. Rencananya, pada hari-hari dan minggu-minggu ke depan, pengunjuk rasa menggelar demo termasuk di markas Cathay Pacific pada Rabu (27/8) untuk memprotes aksi "teror putih". Ini sebuah istilah yang pendemo gunakan untuk menggambarkan tindakan anonim yang menciptakan iklim ketakutan di Hong Kong.
Hanya, aksi yang berjalan damai sepekan terakhir berubah menjadi kekerasan. Pada Sabtu (24/8), para pendemo melemparkan bom molotov dan batu bata di distrik industri Kwun Tong, di sebelah Timur Semenanjung Kowloon. Beberapa pengunjuk rasa memotong tiang lampu "pintar" yang dilengkapi kamera pengintai.