kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Pemimpin Baru Oposisi Taiwan Peringatkan Risiko Perang dengan China


Sabtu, 01 November 2025 / 11:47 WIB
Pemimpin Baru Oposisi Taiwan Peringatkan Risiko Perang dengan China
Cheng Li-wun, ketua baru partai oposisi terbesar di Taiwan, Kuomintang, menyampaikan pidato saat resmi menjabat di Taipei, Taiwan, 1 November 2025. REUTERS/Ann Wang


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Cheng Li-wun resmi menjabat sebagai pemimpin baru partai oposisi terbesar Taiwan, Kuomintang (KMT), pada Sabtu (1/11/2025). 

Dalam pidato pertamanya, Cheng memperingatkan risiko konflik militer dengan China sekaligus berjanji membuka era baru perdamaian lintas Selat Taiwan.

Cheng, mantan anggota parlemen berusia 55 tahun, mengambil alih KMT pada saat ketegangan militer dan politik dengan Beijing semakin meningkat.

Baca Juga: Xi Jinping Kirim Pesan ke Pemimpin Baru Oposisi Taiwan, Ini Katanya

China memandang Taiwan sebagai wilayahnya, sementara pemerintahan demokratis Taiwan yang dipimpin Partai Progresif Demokratik (DPP) menolak klaim kedaulatan tersebut.

“Ini adalah masa tersulit. Selat Taiwan menghadapi ancaman militer yang serius dan dunia mengamati dengan saksama. Keamanan Taiwan menghadapi ancaman perang yang konstan,” kata Cheng di hadapan anggota partai dalam sebuah stadion sekolah menengah di Taipei.

KMT dikenal memiliki pandangan yang cenderung mendekatkan diri dengan Beijing. Cheng diprediksi akan mempererat hubungan dengan China lebih jauh dibanding pendahulunya, Eric Chu, yang dikenal bersikap lebih internasional dan tidak pernah mengunjungi China selama masa jabatannya sejak 2021. 

Setelah terpilih bulan lalu, Presiden China Xi Jinping segera mengirim ucapan selamat dan mendorong upaya penyatuan kembali.

Baca Juga: Agama Jadi Senjata Baru China dalam Perang Pengaruh di Taiwan

Beberapa pengguna internet China bahkan menjulukinya “dewi reunifikasi,” meski Cheng menanggapinya santai dan mengajak untuk menertawakan julukan yang tidak tepat.


Video Terkait



TERBARU

[X]
×