kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Pejabat Senior China: Reunifikasi Damai dengan Taiwan Jadi Jalan Terbaik


Sabtu, 25 Oktober 2025 / 18:45 WIB
Pejabat Senior China: Reunifikasi Damai dengan Taiwan Jadi Jalan Terbaik
ILUSTRASI. Bendera nasional China dan Taiwan ditampilkan di samping pesawat militer dalam ilustrasi yang diambil 9 April 2021.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

​KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Pejabat tinggi Partai Komunis China (PKC) menyatakan bahwa reunifikasi damai dengan Taiwan merupakan “jalan terbaik ke depan” bagi hubungan lintas Selat.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wang Huning, anggota Komite Tetap Politbiro PKC sekaligus pejabat yang membidangi urusan Taiwan, seperti dikutip Xinhua, Sabtu (25/10/2025).

Baca Juga: Agama Jadi Senjata Baru China dalam Perang Pengaruh di Taiwan

Dalam acara di Great Hall of the People, Beijing, untuk memperingati 80 tahun “pemulihan” Taiwan ke dalam pemerintahan China, Wang menegaskan bahwa Beijing tidak akan mentoleransi aktivitas apa pun yang mempromosikan kemerdekaan Taiwan.

Wang juga mengatakan bahwa China akan “memimpin dalam berbagi hasil pembangunan dan kemajuan” dengan rakyat Taiwan, menurut laporan terpisah dari Central News Agency (CNA), kantor berita resmi Taiwan.

Namun, Dewan Urusan Daratan (Mainland Affairs Council/MAC) Taiwan menilai pernyataan tersebut hanya mengulang “pesan lama” Beijing, dan menegaskan bahwa tujuan sesungguhnya adalah menggabungkan Taiwan secara paksa.

Baca Juga: Pulau Dadan, Garis Depan Taiwan di Dekat China, Kini Dibuka untuk Turis

“Pengalaman Hong Kong telah menunjukkan bahwa konsep ‘satu negara, dua sistem’ pada akhirnya bermakna pemerintahan otoriter oleh Partai Komunis China,” kata MAC dalam pernyataan resminya.

MAC juga menegaskan, prospek pembangunan di bawah skema “unifikasi” tidak menarik bagi masyarakat Taiwan.

Berbeda dengan China, pemerintah Taiwan tidak memperingati peristiwa tersebut. Taipei justru merayakan peringatan Pertempuran Guningtou tahun 1949, ketika pasukan komunis gagal merebut Pulau Kinmen yang hingga kini masih dikuasai Taiwan.

“Kami ingin terus menjadi mitra keamanan terpercaya bagi sekutu kami, dan bersama-sama membangun garis pertahanan kuat untuk melindungi nilai-nilai kebebasan dan demokrasi,” tulis Presiden Lai Ching-te di laman Facebook resminya, Sabtu (25/10).

China dan Taiwan, yang memiliki interpretasi berbeda atas sejarah akhir Perang Dunia II, berulang kali bersitegang sepanjang tahun ini.

Baca Juga: China Bersiap Rayakan 80 Tahun Kembalinya Taiwan ke Pemerintahan Tiongkok

Taiwan sebelumnya merupakan koloni Jepang sejak 1895 hingga 1945, sebelum diserahkan kepada pemerintahan Republik China.

Setelah kalah perang saudara melawan komunis di bawah pimpinan Mao Zedong, pemerintahan Republik China melarikan diri ke pulau itu pada 1949 — dan hingga kini mempertahankan nama resmi Republik China (ROC).

Pemerintah Taiwan menegaskan menolak klaim teritorial Beijing dan menyatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan pulau tersebut.

Selanjutnya: Manchester United vs Brighton: Prediksi, Jadwal, Link Live Streaming Liga Inggris

Menarik Dibaca: 6 Film Misteri Netflix untuk Halloween yang Bikin Merinding




TERBARU

[X]
×