kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemimpin bisnis Saudi mendesak boikot barang dari Turki, apa yang terjadi?


Selasa, 06 Oktober 2020 / 09:00 WIB
Pemimpin bisnis Saudi mendesak boikot barang dari Turki, apa yang terjadi?
ILUSTRASI. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIYADH/ISTANBUL. Ketua Kamar Dagang Arab Saudi telah menyerukan boikot produk Turki di tengah laporan para pedagang bahwa permusuhan antara Ankara dan Riyadh menghalangi aliran barang antara dua kekuatan regional tersebut.

Mengutip Reuters, Arab Saudi dan Turki telah berselisih selama beberapa tahun karena kebijakan luar negeri dan sikap terhadap kelompok politik Islam. Pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018 lalu semakin meningkatkan ketegangan antar kedua belah pihak.

Tahun ini, kedua negara bahkan memblokir beberapa situs berita masing-masing.

"Boikot terhadap semua orang Turki, baik itu impor, investasi atau pariwisata, adalah tanggung jawab setiap 'pedagang dan konsumen' Saudi, sebagai tanggapan atas permusuhan berkelanjutan dari pemerintah Turki terhadap kepemimpinan, negara, dan warga negara kami," jelas pengusaha Ajlan al- Ajlan lewat akun Twitter-nya pada hari Sabtu.

Kamar Dagang Saudi adalah kelompok pejabat bisnis sektor swasta non-pemerintah.

Baca Juga: Terdampak pandemi Covid-19, biro umrah ini alihkan bisnisnya dengan jualan kurma

Menanggapi pertanyaan dari Reuters, kantor media pemerintah Arab Saudi mengatakan negara Teluk Arab berkomitmen pada perdagangan internasional dan pakta investasi serta perdagangan bebas.

"Otoritas resmi di Kerajaan tidak membatasi barang-barang Turki," katanya.

Baca Juga: Kekayaan Putra Mahkota Arab Saudi, kastil, kapal pesiar super, lukisan termahal dll

Selama lebih dari setahun, beberapa pedagang Saudi dan Turki berspekulasi bahwa Arab Saudi sedang memberlakukan boikot tidak resmi atas impor dari Turki.

Seorang importir Saudi mengatakan kepada Reuters dengan syarat anonim bahwa peti kemas yang dia impor tahun ini dari Turki berada di pabean selama tiga bulan sebelum dibebaskan. Dia mengatakan petugas bea cukai secara tidak resmi menyarankan dia untuk tidak mengimpor lagi secara langsung dari Turki.

Pekan lalu, anggota parlemen oposisi Turki Mehmet Güzelmansur mengatakan, barang-barang, terutama buah dan sayuran yang mudah rusak, yang diekspor dari wilayahnya di Hatay ditahan di perbatasan Saudi lebih lama dari yang diperlukan pada saat kedatangan.

Dalam komentar yang dilaporkan di media Turki dan di halaman Twitter-nya, dia khawatir bahwa apa yang dia gambarkan sebagai embargo tidak resmi sebagian oleh Arab Saudi akan diperluas.

Baca Juga: Putra Mahkota Saudi dituduh kirim regu pembunuh ke Kanada

Pada hari Kamis, Presiden Turki Tayyip Erdogan menyinggung negara-negara Teluk dalam pidatonya di depan parlemen.

"Tidak boleh dilupakan bahwa negara-negara tersebut tidak ada kemarin, dan mungkin tidak akan ada besok," kata Erdogan. "Tapi kami akan terus mengibarkan bendera kami di geografi ini selamanya, dengan izin Allah."

Baik data perdagangan Turki maupun Saudi tidak menunjukkan penurunan yang luar biasa besar dalam perdagangan dua arah tahun ini, yang memperhitungkan ketegangan pada perdagangan global akibat pandemi virus corona.

Baca Juga: Inggris beri sanksi ekonomi terhadap puluhan individu dari Rusia, Arab Saudi & Korut

Pada kuartal kedua, Turki menjadi mitra dagang ke-12 Arab Saudi berdasarkan nilai impor total. Data terbaru menunjukkan impor Saudi dari Turki bernilai sekitar US$ 185 juta pada Juli, naik dari sekitar US$ 180 juta pada Juni.

Selanjutnya: Suka cita terpancar dari para jamaah umrah gelombang pertama




TERBARU

[X]
×