Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam akan mengumumkan penarikan resmi undang-undang ekstradisi yang telah memicu kerusuhan berbulan-bulan sehingga mengakibatkan krisis terburuk dalam beberapa dekade.
Protes di bekas jajahan Inggris dimulai pada Juni atas RUU itu. Akan tetapi peristiwa tersebut berkembang menjadi dorongan untuk demokrasi yang lebih besar.
Baca Juga: Bursa saham Hong Kong melejit 3% setelah pemerintah dikabarkan menarik RUU ekstradisi
Tidak jelas apakah dengan pengumuman yang dijadwalkan diumumkan pada hari Rabu akan membantu mengakhiri kerusuhan. Namun, penarikan rancangan undang-undang adalah salah satu tuntutan utama para pemrotes. Sebelumnya, Lam mengatakan bahwa RUU itu telah dibekukan tetapi dia tidak menariknya.
Reuters mengungkapkan dalam sebuah laporan eksklusif pada hari Senin bahwa Lam mengatakan kepada para pemimpin bisnis pekan lalu bahwa ia telah menyebabkan "malapetaka yang tak termaafkan". Bahkan, ia akan meminta maaf dan mengundurkan diri, menurut rekaman audio yang bocor.
Baca Juga: Aktivis desak Taiwan ikut memperjuangkan demokrasi di Hong Kong
Pada pertemuan tertutup, Lam mengatakan kepada kelompok itu bahwa dia sekarang memiliki ruang "sangat terbatas" untuk menyelesaikan krisis karena kerusuhan telah menjadi masalah keamanan dan kedaulatan nasional bagi China di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat.
China mengecam aksi protes warga Hong Kong dan mengingatkan dampaknya terhadap ekonomi Hong Kong
China membantah telah mencampuri urusan Hong Kong. Namun, China mengingatkan bahwa mereka tidak akan duduk diam jika kerusuhan mengancam keamanan dan kedaulatan China.
Baca Juga: Aktivis desak Taiwan ikut memperjuangkan demokrasi di Hong Kong
Indeks utama bursa Hong Kong, yang Hang Seng melonjak 3,47% ke 26.413 pada Rabu (4/9) pukul 14.02 WIB setelah media melaporkan bahwa pemerintah akan menarik RUU ekstradisi yang memicu demonstrasi selama tiga bulan terakhir.