Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, pada hari Senin (5/9) kembali bertolak ke Rusia dalam upaya mencari aliansi diplomatik di tengah beragam kecaman internasional terhadap kekuasaannya.
Kunjungan Jenderal Min awal bulan ini adalah kunjungan keduanya dalam waktu kurang dari dua bulan.
Media pemerintah Myanmar mengatakan Min akan menghadiri pertemuan puncak ekonomi, mengunjungi beberapa lokasi penting, universitas, dan pabrik.
Min dan para pejabat militer seniornya juga dijadwalkan untuk bertemu para rekan sejawatnya untuk mempererat kerja sama dan persahabatan, Reuters mengabarkan.
Baca Juga: Pemimpin Junta Myanmar Kunjungi Moskow, Bidik Penguatan Kerjasama Pertahanan
Rusia adalah salah satu negara pertama yang menyatakan dukungan kepada junta Myanmar setelah kudeta terjadi awal tahun lalu. Rusia juga masih menjadi pemasok utama perangkat keras militer untuk Myanmar.
Rusia juga telah memberi Myanmar vaksin Covid-19 dalam jumlah besar. Sebagai balasan, Myanmar berencana mengimpor bensin dan bahan bakar minyak Rusia untuk meredakan kekhawatiran kekurangan pasokan di tengah invasinya di Ukraina.
Sama seperti Rusia, Myanmar juga menerima banyak sanksi internasional yang menargetkan para jenderal dan jaringan bisnis luas yang dioperasikan militer.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Tak Terima Dikucilkan dari Pertemuan Regional di Asean
Para aktivis kemanusiaan dan PBB menuduh militer Myanmar telah melakukan kekejaman dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Komunitas internasional pun mendesak agar semua penjualan senjata ke negara Asia Tenggara itu dihentikan.
Namun, Rusia masih tetap di jalurnya dengan memasok drone, jet dan sistem pertahanan udara sejak kudeta.
Kunjungan pertama Jenderal Min ke Rusia terjadi pada bulan Juni tahun lalu. Saat itu, kedua pihak sepakat untuk memperkuat kerja sama militer. Bulan Juli lalu, Min kembali ke Moskow dengan agenda kunjungan pribadi.