kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemimpin Junta Myanmar Kembali Berkunjung ke Rusia Demi Dukungan Diplomatik


Senin, 05 September 2022 / 13:45 WIB
Pemimpin Junta Myanmar Kembali Berkunjung ke Rusia Demi Dukungan Diplomatik
ILUSTRASI. Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing menghadiri konferensi tentang keamanan internasional di Moskow, Rusia 23 Juni 2021. Alexander Zemlianichenko/Pool via REUTERS/File Foto


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, pada hari Senin (5/9) kembali bertolak ke Rusia dalam upaya mencari aliansi diplomatik di tengah beragam kecaman internasional terhadap kekuasaannya.

Kunjungan Jenderal Min awal bulan ini adalah kunjungan keduanya dalam waktu kurang dari dua bulan.

Media pemerintah Myanmar mengatakan Min akan menghadiri pertemuan puncak ekonomi, mengunjungi beberapa lokasi penting, universitas, dan pabrik. 

Min dan para pejabat militer seniornya juga dijadwalkan untuk bertemu para rekan sejawatnya untuk mempererat kerja sama dan persahabatan, Reuters mengabarkan.

Baca Juga: Pemimpin Junta Myanmar Kunjungi Moskow, Bidik Penguatan Kerjasama Pertahanan

Rusia adalah salah satu negara pertama yang menyatakan dukungan kepada junta Myanmar setelah kudeta terjadi awal tahun lalu. Rusia juga masih menjadi pemasok utama perangkat keras militer untuk Myanmar.

Rusia juga telah memberi Myanmar vaksin Covid-19 dalam jumlah besar. Sebagai balasan, Myanmar berencana mengimpor bensin dan bahan bakar minyak Rusia untuk meredakan kekhawatiran kekurangan pasokan di tengah invasinya di Ukraina.

Sama seperti Rusia, Myanmar juga menerima banyak sanksi internasional yang menargetkan para jenderal dan jaringan bisnis luas yang dioperasikan militer.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Tak Terima Dikucilkan dari Pertemuan Regional di Asean

Para aktivis kemanusiaan dan PBB menuduh militer Myanmar telah melakukan kekejaman dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Komunitas internasional pun mendesak agar semua penjualan senjata ke negara Asia Tenggara itu dihentikan.

Namun, Rusia masih tetap di jalurnya dengan memasok drone, jet dan sistem pertahanan udara sejak kudeta.

Kunjungan pertama Jenderal Min ke Rusia terjadi pada bulan Juni tahun lalu. Saat itu, kedua pihak sepakat untuk memperkuat kerja sama militer. Bulan Juli lalu, Min kembali ke Moskow dengan agenda kunjungan pribadi.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×