Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MOSCOW. Pemimpin oposisi Rusia, Boris Nemtsov, ditembak orang tak dikenal hingga tewas di Moscow. Menurut Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Elena Alekseeva, Nemtsov terbunuh saat berjalan menyeberangi jembatan dekat Katedral St. Basil dengan salah seorang teman wanitanya yang berkewarganegaraan Ukraina sekitar pukul 23.15 waktu setempat pada Kamis (27/2).
Saat berjalan, sebuah mobil mendekat dan menembakkan senjata beberapa kali. Empat tembakan di antaranya mengenai bagian belakang Nemtsov. Berdasarkan keterangan Komite Investigasi Rusia dalam situsnya, setidaknya ada tujuh atau delapan tembakan yang ditembakkan.
Sekadar informasi, Nemtsov adalah seorang politisi sekaligus mantan wakil perdana menteri yang sering mengritik kebijakan Presiden Vladimir Putin.
Sebelum dirinya tewas terbunuh, dia dan pemimpin oposisi lainnya berencana menggelar reli di Moscow pada 1 Maret mendatang. Ditargetkan, acara tersebut akan diikuti oleh 10.000 orang. Namun, karena pembunuhan ini, aksi protes tersebut dibatalkan. Sebagai gantinya, pihak penyelenggara akan menggelar aksi duka cita pada hari yang sama.
Menurut pemimpin oposisi lainnya Ilya Yashin, Nemtsov sudah mendapatkan ancaman pembunuhan beberapa kali. Saat ini dia tengah mengerjakan laporan mengenai Putin dan keterlibatan Rusia pada perang sipil di Ukraina.
Meski demikian, Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan, presiden melihat ada sejumlah sinyal dilakukannya aksi provokasi dan serangan terhadap dirinya. Putin sendiri mengutuk pembunuhan tersebut dan menyebut pembunuhan itu terencana.
"Ini bukan provokasi. Ini tekanan. Ini intimidasi, kami tidak takut. Kami akan serahkan kepada investigator untuk memutuskan siapa otak pembunuhan ini. Saya yakin pihak oposisi akan semakin erat," jelas Kasyanov.
Sementara itu, pemerintahan Obama di Washington juga mengutuk pembunuhan brutal tersebut. Dan dalam pernyataannya via Twitter, pemerintah AS mengimbau Rusia untuk melakukan investigasi menyeluruh dan transparan.
"Saya mengagumi keberanian Nemtsov untuk melawan korupsi di Rusia dan menghargai kesediaannya untuk berbagi pandangan dengan saya saat saya berada di Moscow pada 2009," demikian pernyataan Barack Obama melalui email dari Gedung Putih.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pengkritik Putin yang juga tewas terbunuh antara lain Alexander Litvinenko, mantan mata-mata Rusia yang mati di London pada 2006 setelah minum teh yang mengandung radioaktif. Selain itu ada pula Anna Politkovskaya, seorang jurnalis yang berupaya mengungkap korupsi yang dilakukan Putin dan pelanggaran Hak Asasi Manusia selama konflik Rusia dengan separatis Chechnya. Dia ditembak hingga tewas pada 2006.