Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pendapatan minyak dan gas Rusia pada Desember 2025 diperkirakan anjlok hampir 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, turun menjadi sekitar 410 miliar rubel (US$5,17 miliar).
Perhitungan tersebut didasarkan pada data industri dan kalkulasi Reuters, dipublikasikan Jumat (12/12), yang menunjukkan tekanan besar dari melemahnya harga minyak mentah dan penguatan nilai tukar rubel.
Sektor minyak dan gas merupakan sumber pendapatan utama Kremlin, menyumbang sekitar seperempat dari penerimaan anggaran federal. Namun, pendapatan itu terkuras oleh meningkatnya pengeluaran untuk pertahanan dan keamanan sejak Rusia melancarkan kampanye militer di Ukraina pada Februari 2022.
Pendapatan Tahunan Turun Hampir Seperempat
Untuk keseluruhan tahun 2025, total pendapatan minyak dan gas diperkirakan merosot hingga 8,44 triliun rubel, lebih rendah dari proyeksi Kementerian Keuangan sebesar 8,65 triliun rubel. Ini menandai pelemahan signifikan akibat kombinasi harga minyak global yang melemah dan penguatan rubel.
Baca Juga: Rusia Semakin Dekat, Sejumlah Warga Ukraina Menolak untuk Pergi
Sebagai pembanding, Rusia pernah mencatat pendapatan minyak dan gas terendah pada Agustus 2020, sebesar 405 miliar rubel, ketika harga minyak jatuh akibat pandemi COVID-19.
Defisit Anggaran Meningkat, Tantangan 2026 Kian Berat
Menurut Sergei Konygin, analis senior di bank investasi Sinara, defisit anggaran sebesar 1,6 triliun rubel yang diperkirakan muncul pada Desember akan ditutup melalui penerbitan obligasi pemerintah. Namun, ia memperingatkan bahwa tahun 2026 akan jauh lebih menantang.
“Tahun depan menjadi tantangan besar bagi anggaran karena disusun berdasarkan skenario optimistis—harga minyak US$59 per barel dan kurs rubel 92 per dolar,” ujar Konygin.
Harga minyak Rusia yang menjadi dasar perhitungan pajak turun 16,4% pada November dibandingkan Oktober, menjadi US$44,87 per barel. Dalam periode yang sama, nilai tukar rubel menguat ke 80,35 per dolar, sehingga menekan pendapatan ekspor negara tersebut.
Konygin memperkirakan bahwa pemerintah Rusia kemungkinan akan melakukan revisi anggaran pada musim semi mendatang, termasuk penggunaan Dana Kekayaan Nasional (National Wealth Fund) untuk menutupi defisit jika asumsi harga minyak harus diturunkan.
Baca Juga: Pemimpin Eropa di Persimpangan, Dukung Ukraina sambil Jaga Hubungan dengan AS
Tekanan dari Barat untuk Pangkas Pendapatan Rusia
Ukraina dan negara-negara Barat telah berulang kali menyatakan tujuan mereka untuk menekan pendapatan minyak Rusia, sebagai bagian dari upaya memaksa Moskow mengakhiri perang di Ukraina.
Sebagai eksportir minyak terbesar kedua di dunia, penurunan pendapatan energi menjadi faktor strategis yang diawasi ketat oleh negara-negara Barat.
Kementerian Keuangan Rusia sebelumnya memperkirakan pendapatan minyak dan gas mencapai 10,94 triliun rubel pada 2025, tetapi memperbarui perkiraan pada Oktober setelah harga minyak global turun akibat kekhawatiran kelebihan pasokan.
Laporan resmi mengenai pendapatan minyak dan gas untuk Desember 2025 dijadwalkan akan dirilis pada 14 Januari 2026.












