kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Peneliti MIT: AI Menurunkan Kinerja Otak Penggunanya


Selasa, 07 Oktober 2025 / 14:41 WIB
Peneliti MIT: AI Menurunkan Kinerja Otak Penggunanya
ILUSTRASI. Ilustrasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI)


Sumber: AI News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Penelitian terbaru yang dilakukan para pakar di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) mampu menurunkan kinerja otak penggunanya.

Para peneliti meyakini bahwa otak manusia tidak hanya bekerja kurang keras saat menggunakan Model Bahasa Besar (LLM), tetapi efeknya terus berlanjut. Pada akhirnya, AI berdampak negatif pada aktivitas mental dalam pekerjaan di masa mendatang.

Dilansir dari AI News, para peneliti dari institut teknologi terbaik di dunia tersebut menggunakan sejumlah subjek terbatas untuk eksperimen mereka.

Satu kelompok subjek diizinkan menggunakan AI, yakni ChatGPT, kelompok kedua diizinkan menggunakan Google Search, dan kelompok ketiga hanya diizinkan menggunakan otaknya sendiri tanpa bantuan teknologi.

Elektroensefalografi (EEG) digunakan pada semua subjek untuk memantau aktivitas otak untuk menilai keterlibatan dan beban kognitif.

Semakin banyak bantuan yang diberikan kepada subjek, semakin ringan kerja otak mereka, dengan aktivitas saraf yang lebih rendah pada kelompok Google Search dan paling sedikit pada kelompok pengguna AI.

Baca Juga: Microsoft Ungkap 10 Profesi yang Berisiko Digantikan AI

Kinerja Otak Menurun dalam Penggunaan Jangka Panjang

Mereka yang menggunakan AI sejak awal menunjukkan penurunan aktivitas otak seiring waktu, dan kurang mampu melakukan tugas kognitif ketika diminta untuk tidak menggunakan ChatGPT.

"Subjek pengguna AI memiliki kinerja yang lebih buruk dibandingkan peserta kelompok otak saja di semua tingkatan: neural, linguistik, dan penilaian," tulis laporan MIT.

Seiring meningkatnya penggunaan AI di sekolah, perguruan tinggi, dan kehidupan sehari-hari, para peneliti menyoroti ancaman penurunan fungsi otak manusia di masa depan.

Secara khusus, peneliti menyebut kemungkinan penurunan keterampilan belajar yang muncul akibat penggunaan AI sebagai pengganti otak manusia sebagai sebuah masalah yang mendesak.

Baca Juga: CEO Microsoft AI: Jangan Perlakukan AI Seperti Manusia

AI Menurunkan Kinerja Otak Penggunanya

Tren penggunaan AI, seperti ChatGPT, sebagai cara untuk mempersingkat pekerjaan terus berlanjut, peneliti khawatir kemampuan berpikir efektif manusia akan menurun dalam jangka panjang.

Peneliti menyarankan agar para pengembang memprogram layanannya untuk menambahkan konteks atau materi tambahan ke dalam AI. Tujuannya adalah agar pengguna tetap mendapatkan informasi lebih yang membuat otak bekerja dengan optimal.

Mesin pencari seperti Google Search saat ini pun mulai disusupi AI. Jika diteruskan, aktivitas kognitif pengguna pencarian sehari-hari dapat menurun jika mereka hanya berfokus pada hasil pencarian yang dihasilkan AI.

Baca Juga: OpenAI: GPT-5 Setara dengan Manusia dalam Banyak Pekerjaan

Tonton: Ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 Jadi Daya Tarik Dunia, Keindahan dan Sulit Ditaklukan

Selanjutnya: Top Skor dan Top Assist Liga Inggris 2025-2026 Pekan 7, Haaland Nomor 1

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Frozen Food Fair 1-15 Oktober 2025, Beli 1 Gratis 1 Nugget Benfarm


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×