kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,89   4,58   0.50%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penelitian terbaru: Sebelum muncul di China, virus corona telah ada di AS


Rabu, 02 Desember 2020 / 09:59 WIB
Penelitian terbaru: Sebelum muncul di China, virus corona telah ada di AS
ILUSTRASI. Petugas kebersihan Gedung Putih menyemprot ruang pengarahan media di Washington, Amerika Serikat, Senin (5/10/2020). REUTERS/Erin Scott


Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sekelompok peneliti AS meneruskan penelitian mengenai kemunculan virus corona di Eropa sebelum merebak di China. Kini ditemukan tanda bahwa virus juga telah muncul lebih dahulu di AS.

Dikutip dari South China Morning Post, peneliti dari Centres for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa sampel darah yang diambil di AS dari 13 Desember tahun lalu mengungkapkan bukti antibodi untuk virus COVID-19, yang dikenal sebagai Sars-Cov-2.

Sampel tersebut diambil lebih dari dua minggu sebelum wabah COVID-19 dikonfirmasi secara resmi di Wuhan pada 31 Desember 2019. Sampel juga muncul sebulan lebih awal dari kasus pertama COVID-19 di AS.

"Adanya antibodi serum ini menunjukkan bahwa infeksi Sars-CoV-2 mungkin telah terjadi di bagian barat Amerika Serikat lebih awal daripada yang diketahui sebelumnya," ungkap CDC melalui jurnal ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Clinical Infectious Diseases.

Baca Juga: Makin tak terbendung, ratusan bentuk mutasi virus corona muncul di seluruh dunia

Menurut laporan CDC, para peneliti menguji 7.389 sampel darah yang dikumpulkan antara 13 Desember 2019 hingga 17 Januari 2020, sampel berasal dari sejumlah negara bagian berbeda.

Melalui serangkaian uji coba, ditemukan 106 orang bereaksi terhadap tes antibodi Sars-CoV-2. Dari jumlah tersebut, 39 dikumpulkan antara 13 dan 16 Desember 2019, sedangkan sisanya diambil antara 20 Desember 2019 dan 17 Januari 2020.

Temuan baru ini mendukung hasil temuan sebelumnya yang diterbitkan di Italia bulan lalu. Penelitian di Italia menemukan adanya tanda virus corona pada sampel darah yang diambil pada September 2019 lalu.

Baca Juga: WHO: Kita harus belajar hidup dengan virus corona

Sejalan dengan itu, hasil swab seorang pasien rumah sakit di Prancis yang diambil pada 27 Desember 2019 juga menunjukkan adanya virus Sars-Cov-2.

Kedua set sampel di Eropa tersebut diambil sebelum virus diidentifikasi di Wuhan, menambah perdebatan politis tentang asal-usul virus corona.

Laporan terbaru dari CDC ini diharapkan bisa membantu tugas tim khusus WHO yang saat ini sedang mencoba mencari tahu dari mana penyakit itu berasal.

Menurut WHO, penelitian itu berupaya untuk menemukan spesies hewan yang diduga asal virus corona. Hingga saat ini penelitian masih belum menemukan hasil. Tim khusus bernama Lancet ini juga akan fokus pada penyebaran awal Sars-CoV-2.

WHO mengatakan timnya akan memulai penyelidikannya di Wuhan. Upaya untuk menemukan bagaimana virus corona bisa melewati batas hewan-manusia dinilai WHO bisa memakan waktu bertahun-tahun dan tidak akan pernah tercapai.

Selanjutnya: Intelijen Jepang: Kim Jong Un sudah disuntik vaksin Covid-19 China




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×