Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federasi penerbit surat kabar Italia (FIEG) resmi mengajukan keluhan kepada Agcom, lembaga pengawas komunikasi Italia, terkait fitur AI Overviews milik Google yang dinilai merugikan industri media.
Dalam pernyataannya, FIEG menyebut fitur ringkasan otomatis hasil pencarian tersebut sebagai “traffic killer” atau pembunuh trafik, karena membuat pengguna tidak perlu lagi mengunjungi situs berita asli untuk mendapatkan informasi.
Upaya Koordinasi di Tingkat Eropa
Keluhan serupa juga diajukan oleh asosiasi penerbit di beberapa negara Uni Eropa lainnya. Melalui koordinasi European Newspaper Publishers’ Association (ENPA), langkah ini bertujuan mendesak Komisi Eropa membuka investigasi resmi terhadap Google berdasarkan EU Digital Services Act (DSA).
Baca Juga: Google Investasikan Rp 248 Triliun untuk Bangun Pusat Data AI Terbesar di India
FIEG menegaskan bahwa layanan AI Overviews dan fitur terbaru AI Mode—yang menggabungkan informasi dari berbagai sumber dan menyajikannya dalam format chatbot—melanggar ketentuan fundamental DSA, dengan dampak negatif terhadap pengguna, konsumen, dan pelaku bisnis di Italia.
“Google Menjadi Pembunuh Trafik”
Dalam pernyataan resminya, FIEG menyebut produk AI Google bersaing langsung dengan konten yang diproduksi oleh penerbit berita, sekaligus mengurangi visibilitas dan jangkauan mereka, yang pada akhirnya menekan pendapatan iklan.
“Google kini menjadi pembunuh trafik,” ujar FIEG. “Dampaknya sangat serius bagi keberlanjutan ekonomi dan keragaman media, serta menimbulkan risiko kurangnya transparansi dan meningkatnya disinformasi dalam ruang debat demokratis.”
Studi: AI Overviews Turunkan Klik hingga 80%
Sebuah studi yang dirilis pada Juli oleh perusahaan analitik asal Inggris, Authoritas, menemukan bahwa peluncuran Google AI Overviews telah menyebabkan penurunan hingga 80% dalam jumlah klik ke situs sumber.
Riset tersebut—yang turut diajukan sebagai bagian dari keluhan hukum ke otoritas persaingan usaha Inggris—juga menunjukkan bahwa tautan menuju YouTube, yang dimiliki oleh induk perusahaan Google, Alphabet, menjadi lebih menonjol dibanding hasil pencarian biasa.
Temuan serupa juga muncul dalam penelitian Pew Research Center di Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa pengguna hanya mengklik satu tautan di bawah ringkasan AI setiap 100 kali pencarian.
Baca Juga: Mahkamah Agung AS Tolak Banding Google, Epic Games Menang dalam Kasus Play Store
Google membantah hasil penelitian tersebut dan menyebutnya tidak akurat serta memiliki metodologi yang cacat.
Italia Jadi Negara Pertama di UE dengan Regulasi AI Komprehensif
Fitur AI Overviews mulai hadir di Italia pada Maret 2025. Enam bulan kemudian, Italia menjadi negara Uni Eropa pertama yang mengesahkan undang-undang komprehensif tentang penggunaan kecerdasan buatan (AI).
Regulasi tersebut membatasi akses anak-anak terhadap AI dan menetapkan hukuman penjara bagi pihak yang menyalahgunakan teknologi untuk tujuan merugikan, termasuk pembuatan deepfake.
Pemerintah Giorgia Meloni menggambarkan undang-undang itu sebagai langkah tegas untuk mengarahkan penggunaan AI yang etis dan aman, sejalan dengan EU AI Act yang menjadi acuan utama regulasi kecerdasan buatan di Eropa.