Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga pengacara yang pernah membela pemimpin oposisi Rusia yang telah meninggal, Alexey Navalny, kini dihadapkan pada persidangan di Rusia dengan tuduhan "ekstremisme."
Pengacara tersebut, yaitu Vadim Kobzev, Igor Sergunin, dan Alexei Liptser, terlihat berdiri di dalam kandang besi untuk terdakwa di pengadilan distrik yang terletak di sebelah timur Moskow pada hari Kamis, sebelum Hakim Yulia Shilova mengabulkan permintaan jaksa untuk menggelar sidang tertutup.
Tuduhan dan Dakwaan
Ketiga pengacara ini ditangkap pada Oktober tahun lalu dan sejak itu ditahan di pra-persidangan. Pada bulan November, mereka dimasukkan ke dalam daftar "teroris dan ekstremis" oleh otoritas Rusia.
Baca Juga: 3 Anggota Komite Palang Merah Internasional Tewas Diserang di Wilayah Donetsk Ukraina
Mereka dihadapkan pada ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara atas tuduhan membantu Navalny melanjutkan aktivitas politiknya dari dalam penjara. I
nvestigasi menuduh bahwa mereka meneruskan pesan antara Navalny yang dipenjara dan rekan-rekannya di luar, sehingga memungkinkan Navalny terus melakukan kegiatan politik yang telah dilarang oleh pemerintah Rusia.
Tim Navalny pada saat itu menuduh bahwa penangkapan pengacara-pengacara tersebut adalah bagian dari upaya pemerintah untuk semakin mengisolasi Navalny di penjara, di mana sebagian besar waktu dia dihabiskan dalam kurungan isolasi.
Sikap Para Pengacara di Pengadilan
Dalam sidang awal, Igor Sergunin dilaporkan mengaku bersalah, sedangkan Vadim Kobzev dan Alexei Liptser menolak tuduhan tersebut. Ketiganya tetap teguh dalam membela diri, meskipun dihadapkan pada sistem peradilan yang sering dianggap tidak adil terhadap pihak oposisi dan para pendukung Navalny.
Alexey Navalny, seorang politisi yang terkenal karena aktivitas antikorupsinya dan sebagai kritikus utama Presiden Vladimir Putin, meninggal pada bulan Februari dalam keadaan yang belum jelas di sebuah koloni penjara di Arktik.
Baca Juga: Donald Trump Secara De Facto adalah Aset Rusia, Kata Pejabat FBI yang Dipecatnya
Navalny sedang menjalani hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan memimpin organisasi yang dianggap "ekstremis" oleh pemerintah Rusia.
Navalny sebelumnya hampir tewas pada tahun 2020 setelah mengalami keracunan dalam sebuah perjalanan kampanye di Siberia, yang diduga dilakukan oleh agen keamanan Rusia berdasarkan hasil investigasi oleh tim Navalny serta media Barat dan Rusia.
Pihak Kremlin dengan tegas membantah tuduhan bahwa Presiden Putin memerintahkan pembunuhan Navalny di penjara. Sebelum kematian mendadak Navalny, Barat dan Rusia dilaporkan sedang membicarakan kemungkinan pertukaran tahanan yang melibatkan pembebasan Navalny.
Peningkatan Tindakan Represif Terhadap Pendukung Navalny
Sejak kematian Navalny, otoritas Rusia semakin memperkuat kampanye mereka terhadap para pendukung dan sekutu Navalny, termasuk keluarga dan jurnalis yang meliput persidangannya.
Baca Juga: Kremlin Benar-benar Kesal dengan Debat Donald Trump dan Kamala Harris, Kenapa?
Istrinya, Yulia Navalnaya, juga telah dimasukkan ke dalam daftar "teroris dan ekstremis" oleh pemerintah Rusia. Lebih dari sepuluh tahun dalam oposisi terhadap Kremlin, Navalny berhasil menarik puluhan ribu orang untuk berpartisipasi dalam demonstrasi jalanan anti-pemerintah.
Meski sebagian besar sekutunya kini tinggal di pengasingan, termasuk Yulia Navalnaya yang berjanji akan melanjutkan perjuangan suaminya, warisan politik Navalny terus hidup, sementara Rusia terus mengambil tindakan keras terhadap oposisi.