kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Pengadilan Kriminal Internasional Rilis surat Penangkapan Atas 2 Sekutu Putin


Rabu, 26 Juni 2024 / 07:45 WIB
Pengadilan Kriminal Internasional Rilis surat Penangkapan Atas 2 Sekutu Putin
ILUSTRASI. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua pejabat tinggi Rusia pada Selasa (25/6/2024). Salah satunya adalah mantan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. REUTERS/Florence Lo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - DEN HAAG. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua pejabat tinggi Rusia pada Selasa (25/6/2024). 

Mereka adalah Sergei Shoigu, mantan menteri pertahanan Rusia, dan jenderal terkemuka Rusia Valery Gerasimov. 

Mengutip Reuters, perintah surat penangkapan tersebut atas dugaan kejahatan yang dilakukan selama invasi Rusia ke Ukraina.

Hal ini menambah jumlah surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC terhadap para pejabat senior Rusia sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. 

Daftar ini juga termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menghadapi dakwaan atas deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.

Langkah pengadilan tersebut disambut baik oleh Kyiv, namun dianggap tidak ada artinya secara hukum oleh Moskow.

Pengadilan yang berbasis di Den Haag mengatakan Shoigu dan Gerasimov dicurigai melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan karena mengarahkan serangan terhadap warga sipil dan objek sipil di Ukraina.

Menurut ICC dalam siaran pers, para hakim menemukan ada alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa kedua tersangka bertanggung jawab atas serangan rudal yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia terhadap infrastruktur listrik Ukraina antara 10 Oktober 2022 dan 9 Maret 2023.

Baca Juga: Tim Donald Trump Siapkan Rencana Perdamaian Rusia-Ukraina Jika Memenangkan Pemilu AS

Rusia, yang bukan anggota ICC, telah berulang kali mengatakan infrastruktur energi Ukraina adalah target militer yang sah dan membantah menargetkan warga sipil atau infrastruktur sipil.

Ukraina juga bukan anggota, namun telah memberikan yurisdiksi kepada ICC untuk mengadili kejahatan yang dilakukan di wilayahnya sejak November 2013.

Kyiv memuji langkah mengeluarkan surat perintah penangkapan.

“Setiap penjahat yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan ini harus tahu bahwa keadilan akan ditegakkan,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. "Dan kami berharap melihat mereka berada di balik jeruji besi."

Baca Juga: Kremlin: Rusia Merevisi Doktrin Nuklir

Dewan Keamanan Rusia mengatakan tindakan pengadilan tersebut adalah bagian dari perang hibrida melawan Moskow.

“Ini hanya sekedar angin sepoi-sepoi, karena yurisdiksi ICC tidak mencakup Rusia, dan hal ini dilakukan sebagai bagian dari perang hibrida Barat melawan negara kita,” kantor berita negara TASS mengutip pernyataan dewan tersebut.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×