Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pertumbuhan ekspor China diperkirakan akan melambat pada Agustus 2025, karena terbebani oleh pengiriman yang lebih lemah ke AS. Data resminya akan dirilis pada Senin (8/9/2025).
Ancaman bea masuk AS yang lebih tinggi atas barang-barang China yang dialihkan melalui pasar lain. Dibandingkan Agustus tahun lalu, ekspansinya diperkirakan akan lebih moderat.
Dalam jajak pendapat Reuters terhadap 23 ekonom, pengiriman keluar diperkirakan naik 5,0% secara tahunan atau turun dari 7,2% pada bulan Juli.
Sedangkan impor kemungkinan tumbuh 3,0%, turun dari 4,1% bulan sebelumnya. Ini terjadi karena penurunan sektor properti, meningkatnya ketidakpastian pekerjaan, dan pengurangan stimulus yang berfokus pada konsumen sehingga membuat permintaan domestik tetap lesu.
Baca Juga: Perundingan Dagang, China Minta AS Longgarkan Kontrol Ekspor Cip untuk AI
Kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang tidak menentu, ditandai dengan beberapa putaran kenaikan tarif balasan dengan Beijing dan berbagai bentuk pembatasan perdagangan, telah menambah tekanan pada ekonomi yang berorientasi ekspor. Ini akan menjadi menjadi ujian serius bagi model pertumbuhan China yang telah lama berlaku.
Meski kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia telah sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata tarif mereka selama 90 hari lagi dan tetap mempertahankan pungutan AS sebesar 30% atas impor China dan 10% bea masuk China atas barang-barang AS. Namun, tampaknya mereka kesulitan untuk menentukan arah setelah jeda tarif saat ini.
Ekonom memperingatkan bahwa setelah tarif Trump mencapai 35%, tarif tersebut akan menjadi sangat tinggi bagi eksportir China.
Ditambah lagi, kunjungan negosiator perdagangan senior China, Li Chenggang, ke Washington akhir bulan lalu, tidak menghasilkan banyak hal yang substansial.
Menurut data Citi, keberangkatan kapal kontainer China ke AS terus menurun. Mereka turun 24,9% secara tahunan dalam 15 hari yang berakhir pada 3 September. Penurunannya lebih dalam dibandingkan pekan sebelumnya yang hanya turun 12,4%.
Baca Juga: China Akan Mengenakan Tarif pada Beberapa Jenis Serat Optik AS
Produsen China berupaya mengekspor lebih banyak ke pasar-pasar di Asia, Afrika, dan Amerika Latin untuk mengimbangi dampak tarif Trump, tetapi tidak ada negara lain yang mampu menyamai daya konsumsi AS, yang pernah menyerap lebih dari US$400 miliar barang China setiap tahunnya.
Surplus perdagangan China pada bulan Agustus diperkirakan akan naik tipis menjadi US$99,20 miliar, dari US$98,24 miliar pada bulan Juni.
Para analis mengamati apakah para pejabat akan memberikan dukungan fiskal tambahan pada kuartal keempat untuk memacu permintaan domestik dan mengimbangi melemahnya ekspor.
Namun, para pembuat kebijakan tampaknya menerapkan kontrol yang lebih ketat terhadap program unggulan mereka, "cash-for-clunkers", dan tidak terburu-buru mengisi kembali dana setelah beberapa pemerintah daerah baru-baru ini menghabiskan alokasi yang dialokasikan untuk skema tersebut.