kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Pengiriman ke AS Menyusut, Ekspor China Tumbuh Lebih Rendah dari Proyeksi Ekonom


Senin, 09 Juni 2025 / 17:38 WIB
Pengiriman ke AS Menyusut, Ekspor China Tumbuh Lebih Rendah dari Proyeksi Ekonom
ILUSTRASI. Ekspor China meleset dari perkiraaan para ekonom. Dari awalnya diproyeksikan bisa tumbuh 6%, realisasinya kini hanya mampu tumbuh 5% secara tahunan menjadi US$ 316 miliar pada bulan Mei. (Photo by CFOTO/Sipa USA)No Use China.


Sumber: Bloomberg | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ekspor China meleset dari perkiraaan para ekonom. Dari awalnya diproyeksikan bisa tumbuh 6%, realisasinya kini hanya mampu tumbuh 5% secara tahunan menjadi US$ 316 miliar pada bulan Mei.

Penurnan ini salah satunya terjadi karena penurunan permintaan AS. Menurut perhitungan Bloomberg News, ekspor China ke AS telah turun hingga 34,4%. Ini menjadi penurunan terbesar sejak Februari 2020, ketika gelombang pertama pandemi melumpuhkan ekonomi China.

Meskipun ada kesepakatan yang dicapai pada 12 Mei yang memberikan keringanan sementara untuk impor dari China yang akan menghadapi bea masuk hingga 145%.

Baca Juga: China dan Uni Eropa Capai Kemajuan dalam Perdagangan, Ekspor Rare Earth Jadi Fokus

Penurunan tajam tersebut mengimbangi kenaikan ekspor sebesar 11% ke negara lain, yang menunjukkan besarnya ekonomi terbesar di dunia. Ekspor ke Vietnam misalnya, telah melonjak 22% 22% atau naik di atas US$17 miliar untuk bulan ketiga berturut-turut karena perusahaan-perusahaan Tiongkok terus mengirim barang melalui negara ketiga untuk mencoba menghindari tarif AS.

Namun, arus itu mendorong defisit perdagangan AS dengan Vietnam dan negara-negara lain, yang semakin mempersulit negosiasi dengan AS tentang tarif mereka sendiri.

Data menunjukkan pemulihan dalam pengiriman unsur tanah jarang, yang telah menjadi salah satu poin utama pertikaian AS-Tiongkok.

Baca Juga: Ekspor Korea Selatan Melorot pada Mei, Imbas Pengiriman ke AS dan China yang Menyusut

Awal tahun ini, Tiongkok memberlakukan persyaratan lisensi ekspor pada beberapa elemen dan produk seperti magnet, yang secara drastis memperlambat pengiriman dan memaksa produsen di seluruh dunia untuk menghentikan beberapa jalur produksi. Cengkeraman Beijing terhadap ekspor ini akan menjadi agenda utama saat para negosiator perdagangan bertemu di London untuk melakukan pembicaraan pada hari Senin nanti.

Menurut data resmi pemerintah China, perlambatan ekspor juga diikuti dengan penurunan impor. Impor Negeri Tirai Bambu tercatat turun 3,4% selama tiga bulan berturut-turut, sehingga menghasilkan surplus perdagangan sebesar US$103 miliar.

Lemahnya ekonomi Tiongkok ditegaskan sebelumnya dengan rilis data inflasi yang menunjukkan negara tersebut terus mengalami deflasi pada bulan Mei. Harga pabrik turun selama 32 bulan berturut-turut, sementara harga konsumen juga menurun dari tahun lalu.

Melihat situasi ini, Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management menyebut propek peradagangan China masih sangat tidak pasti.

Selanjutnya: 4 Rekomendasi Bra untuk Payudara Besar, Nyaman dan Anti Kendur

Menarik Dibaca: 4 Rekomendasi Bra untuk Payudara Besar, Nyaman dan Anti Kendur




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×