Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Menjalankan bisnis keluarga merupakan pilihan hidup Robert Stephen Rubin. Pria kelahiran tahun 1937 ini membesarkan bisnis orangtuanya di industri peralatan olahraga bernama Pentland Group. Perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan produk olahraga terbesar di Inggris. Rubin masih memiliki 49% saham Pentlan Group hingga saat ini, meski tidak lagi berperan sebagai pemimpin perusahaan. Saat ini Rubin memiliki kekayaan US$ 2,1 miliar menurut Majalah Forbes.
Menjadi pebisnis sudah mengalir di darah Robert Stephen Rubin. Pria kelahiran Desember 1937 ini menjalankan usaha keluarga yang dimulai orang tuanya. Meski di usia yang sudah tidak lagi muda, Rubin yang kini berusia 81 tahun, masih menduduki sebagai orang terkaya urutan ke 1.284 di dunia versi Majalah Forbes. Mayoritas kekayaan Rubin berasal dari dari usaha milik keluarganya, yaitu Pentland Group.
Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan peralatan olahraga terbesar di Inggris. Meski telah memberikan posisi sebagai pemimpin perusahaan kepada anaknya pada 1998 silam, Rubin masih menjadi pemegang saham pengendali di perusahaan tersebut. Ia memiliki 49% saham perusahaan tersebut bersama dengan anggota keluarganya.
Berkat usahanya itu, pria asal Inggris ini tercatat memiliki total kekayaan sebanyak US$ 2,1 miliar menurut Majalah Forbes. Wajar saja, Pentland Group tercatat memiliki beberapa merek alat olahraga. Mengutip laman resminya, Pentland memiliki beberapa merek andalan, seperti Speedo, Berghaus, Canterbury of New Zealand, Endura, Mitre, Ellesse, Boxfresh, SeaVees, KangaROOS dan Red or Dead.
Bisnis besutan Rubin ini juga menjadi pemegang lisensi global untuk sejumlah merek ternama seperti sepatu Millen dan Kickers.
Sementara itu, khusus di Inggris Pentland Group juga menjalin kerjasama dengan Lacoste Chaussures. Bila ditarik berdasarkan sejarahnya, Pentland merupakan sebuah usaha sepatu yang dijalankan oleh orangtua Stephen pada tahun 1932 silam.
Kala itu, bisnisnya masih relatif kecil. Nah, tak mau berhenti di sana, orangtua Rubin mulai melebarkan sayap dengan membuat pabrik sepatu di tahun 1940 hingga 1950-an.
Tak membutuhkan waktu begitu lama, pada tahun 1960 Pentland sudah melakukan ekspansi dengan melakukan penjualan di kawasan Asia. Perusahaan garapan orangtua Rubin kala itu juga mencetak sejarah sebagai salah satu perusahaan Eropa yang berhasil mengimpor sepatu ke Asia.
Dari sana Ia mengaku kalau bisnisnya terus tumbuh pesat. Melihat potensi tersebut, Pentland membuka kantor cabang di Hong Kong. Hingga saat ini, tempat tersebut dinilai sebagai jantung bisnis Pentland lantaran pasar yang sangat luas.
Berangkat dari situ, pada tahun 1970 Pentland sudah memulai menjajal bisnis lain. Kalau mulanya hanya sepatu, di tahun 70-an Pentland mulai menjual produk olahraga seperti skateboard, tas ransel, dompet hingga pakaian olahraga.
Nah, tahun 1980 merupakan titik balik perusahaan Pentland yang dinakhodai oleh Rubin. Di periode tahun 1980-an Pentland membeli mayoritas saham perusahaan sepatu yang kala itu masih kecil yaitu Reebok seharga US$ 77.500. Aksi korporasi tersebut dilakukan pada tahun 1981.
Pentland mulai menjadikan Reebok sebagai salah satu ujung tombak bisnis dengan meluncurkan produk olahraga seperti sepatu khusus aerobik. Lagi-lagi Pentland mencetak sejarah sebagai produsen sepatu aerobik pertama.
Baru di tahun itu, Reebok mulai memperkenalkan sepatu lari dengan ciri khas warna-warni yang dipertahankan hingga kini. Tahun 1980-an menjadi tahun paling ajaib bagi Rubin. Perusahaannya ditunjuk sebagai distributor sepatu tenis dan alat olahraga untuk atlet ski sampai ke sepatu mahal yang dibalut dengan merek Kickers.
Usai mencicipi cuan dari Reebok, Rubin kemudian menjual 55% saham perusahaan sepatu asal Amerika Serika (AS) tersebut pada 1991. Dari awal pembelian US$ 77.500, Rubin berhasil meraup untung dengan harga penjualan mencapai US$ 770 juta.
(Bersambung)