Reporter: Maizal Walfajri, Rizki Caturini | Editor: Tri Adi
Memiliki tekad kuat dan mau bekerja keras adalah modal kesuksesan Syed Mokhtar AlBukhary. Pria asal Malaysia ini memiliki kekayaan hingga US$ 1,9 miliar per tahun 2018. Sebagian besar kekayaannya berasal dari kepemilikan sahamnya di dua perusahaan Malaysia, yakni MMC Corp dan DRB-Hicom. Bisnis kedua perusahaan tersebut tersebar mulai energi, pelabuhan hingga otomotif. Kini AlBukhary tercatat sebagai orang terkaya ke-12 di negeri jiran.
Menjadi seorang miliuner nyatanya tidak melulu harus mengenyam pendidikan tinggi maupun berasal dari keluarga kaya raya. Menjadi anak putus sekolah di jenjang sekolah menengah atas tidak menghalangi bagi Syed Mokhtar AlBukhary untuk menjadi pengusaha sukses di Malaysia.
Dia memiliki bisnis perdagangan komoditi, produsen pakaian, hingga logistik. Bekerja keras menjadi kunci sukses bagi Mokhtar. Majalah Forbes mencatat, kekayaan Mokhtar mencapai US$ 1,9 miliar pada Maret 2018. Ia menjadi orang terkaya nomor 12 di Malaysia dan orang terkaya ke-1.284 di dunia. Kekayaannya diperoleh dari kepemilikan sahamnya di MMC Corp dan DRB-Hicom.
AlBukhary memiliki saham di MMC Corp sebanyak 52%. MMC bergerak di beragam bisnis di bawah tiga divisi yakni energi dan utilitas, pelabuhan dan logistik, serta rekayasa dan konstruksi.
MMC menjadi perusahaan raksasa dengan belasan anak usaha yang menjalankan berbagai mega proyek pemerintah. Salah satu proyek bergengsi yang dimenangkan MMC adalah pembangunan terowongan rel senilai US$ 4,5 miliar bersama dengan mitra bisnis, Gamuda. Ini merupakan proyek infrastruktur penghubung Kuala Lumpur dengan daerah pinggiran Malaysia.
MMC akan mendesain dan membangun terowongan, stasiun bawah tanah dan jalur keluar penumpang. Ini menjadi sentimen positif bagi kinerja saham MMC dalam setahun terakhir. Nilai kekayaan AlBukhary pun meningkat sebesar 24,1% menjadi US$ 1,9 miliar di 2018.
Saat ini MMC Corp menguasai seluruh pelabuhan di pantai barat semenanjung Malaysia. Pada bisnis konstruksi, MMC Corp banyak mengerjakan proyek besar lain seperti pembangunan proyek mass rapid transit (MRT) di Malaysia. Pada tahun 2017 perusahaan ini berhasil mencetak pendapatan RM 4,16 miliar dengan keuntungan sebelum pajak senilai RM 452 juta.