Reporter: Maria Nugu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Penjualan ritel di Australia turun pada kuartal terakhir, sementara pertumbuhan pada September jauh dari yang diproyeksikan. Hal ini menandakan perlunya lebih banyak stimulus untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang kian melambat.
Mengutip dari Reuters, data dari Australian Bureau of Statistics (ABS) menunjukkan penjualan ritel per di September 2019 naik 0,2%, padahal bulan sebelumnya berada di angka 0,4%.
Baca Juga: Kabar baik, AS buka peluang bebaskan impor otomotif
Data triwulanan menunjukkan penjualan ritel turun sebesar 0,1%, karena seiring kenaikan inflasi. Secara tahunan, penjualan ritel tercatat menurun 0,2%.
Selain penjualan ritel yang menurun, iklan lowongan pekerjaan pada surat kabar dan internet juga turun 1% pada Oktober, yang merupakan angka terendah dalam dua tahun ini.
Angka-angka suram ini menjatuhkan dolar Australia setelah berada di puncaknya dalam periode hampir tiga bulan menjadi A$ 0,6904 per dolar AS.
Reserve Bank of Australia (RBA) bulan lalu memotong suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini ke rekor terendah 0,75% dalam upaya untuk menghidupkan kembali pertumbuhan lapangan kerja, belanja konsumen dan inflasi.
Baca Juga: China yakinkan Uni Eropa serius membuka pasarnya bagi perusahaan asing
Sementara itu, pertumbuhan produk domestik bruto tahunan (PDB) Australia melemah ke level paling lambat dalam sepuluh tahun terakhir. Kondisi ini diperkirakan akan berlanjut untuk sementara waktu.
