kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan senjata AS ke Uni Emirat Arab mengundang kecaman dari 29 kelompok HAM


Selasa, 01 Desember 2020 / 09:57 WIB
Penjualan senjata AS ke Uni Emirat Arab mengundang kecaman dari 29 kelompok HAM
ILUSTRASI. Mitsubishi F-2


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Dua puluh sembilan organisasi pengawas senjata dan hak asasi manusia telah menandatangani surat yang menentang penjualan rudal, jet tempur dan drone senilai US$ 23 miliar ke Uni Emirat Arab dan meminta Kongres AS untuk memblokir kesepakatan tersebut.

“Harapannya adalah menghentikan penjualan ini sama sekali,” kata Seth Binder, petugas advokasi di Proyek Demokrasi Timur Tengah, yang mempelopori upaya tersebut seperti dilansir Reuters, Selasa (1/12). 

"Tetapi jika itu tidak mungkin dalam jangka pendek, ini mengirimkan sinyal penting kepada pemerintahan Biden yang akan datang bahwa ada berbagai kelompok organisasi yang menentang pengiriman senjata ini," tambahnya.

Baca Juga: Arab Saudi: Tangki bahan bakar di Jeddah diserang teroris Houthi

Tiga senator AS awal bulan ini mengusulkan undang-undang untuk menghentikan penjualan, yang mencakup drone dari General Atomics, Lockheed Martin Corp F-35 dan rudal yang dibuat oleh Raytheon, menyiapkan pertarungan dengan Presiden Donald Trump beberapa minggu sebelum dia akan meninggalkan Gedung Putih.

Undang-undang AS mengizinkan para senator untuk memaksakan pemungutan suara pada resolusi ketidaksetujuan atas kesepakatan senjata utama. Namun, untuk menjadi resolusi yang efektif, pertama-tama harus lolos dari Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Langkah itu juga membutuhkan dua pertiga mayoritas di Senat yang dipimpin Republik dan DPR yang dipimpin Demokrat untuk bertahan dari veto presiden.

Pejabat administrasi Trump memberi pengarahan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat tentang kesepakatan itu pada Senin malam.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi gelar pembicaraan rahasia dengan Perdana Menteri Israel?




TERBARU

[X]
×