kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Penjualan Tesla di India Masih Jauh dari Target


Selasa, 02 September 2025 / 13:59 WIB
Penjualan Tesla di India Masih Jauh dari Target
ILUSTRASI. A Tesla Cybercab is displayed at the Los Angeles Auto Show, in Los Angeles, California, U.S., November 21, 2024. REUTERS/Daniel Cole


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Masuknya Tesla Inc ke pasar India belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pemesanan kendaraan yang rendah memicu keraguan baru terhadap prospek pertumbuhan global perusahaan mobil listrik milik Elon Musk tersebut.

Menurut sumber Bloomberg, sejak penjualan resmi diluncurkan pada pertengahan Juli lalu, Tesla hanya menerima lebih dari 600 pesanan mobil di India, jumlah ini jauh dari ekspektasi internal perusahaan. Sebagai perbandingan, angka tersebut setara dengan jumlah mobil yang dikirimkan Tesla secara global setiap empat jam pada paruh pertama tahun ini.

Tesla kini berencana mengirimkan antara 350 hingga 500 unit kendaraan ke India pada tahun ini. Pengiriman gelombang pertama dari Shanghai dijadwalkan tiba pada awal September, dengan distribusi awal akan difokuskan di kota besar seperti Mumbai, Delhi, Pune, dan Gurugram. Besaran jumlah mobil yang dikapalkan akan bergantung pada pembayaran yang sudah diterima serta kemampuan Tesla menjangkau kota-kota di luar empat wilayah tersebut.

Baca Juga: Penurunan Penjualan Mobil Tesla di Pasar Eropa Berlanjut hingga Bulan Agustus 2025

Sebelumnya, Tesla sempat menargetkan untuk menggunakan kuota impor tahunannya sebesar 2.500 unit secara penuh, seperti dilaporkan Bloomberg News.

Namun, sejumlah hambatan membuat ekspansi Tesla di India menjadi tidak semulus yang diharapkan. Mulai dari pajak impor yang tinggi, memburuknya hubungan antara Elon Musk dan Presiden AS, hingga kenyataan pahit bahwa pasar otomotif India sangat sensitif terhadap harga.

Akibat tarif impor yang mencapai 110%, harga model Tesla termurah, Model Y di India diharga lebih dari 6 juta rupee sekitar US$ 68.000. Sangat jauh di atas rata-rata harga kendaraan listrik yang laku di India, yakni sekitar 2,2 juta rupee. Hal ini menempatkan Tesla di luar jangkauan mayoritas konsumen India, di mana mobil listrik saat ini masih menyumbang kurang dari 5% dari total penjualan mobil.

Kinerja yang mengecewakan di India ini mempertegas tantangan global yang dihadapi Tesla, terutama di tengah meningkatnya tekanan di dua pasar terbesarnya China dan Amerika Serikat. Penjualan global Tesla turun 13% pada kuartal terakhir, dan perusahaan kini berada di bawah tekanan untuk mencegah penurunan penjualan dua tahun berturut-turut.

Tesla sebelumnya berharap tarif impor India akan diturunkan melalui kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat. Namun, harapan itu pupus setelah Donald Trump memberlakukan tarif 50% pada ekspor India sebagai bentuk sanksi atas pembelian minyak dari Rusia. Di sisi lain, kesepakatan perdagangan bebas antara India dan Uni Eropa dapat membuka jalur impor dari pabrik Tesla di Jerman juga masih belum tercapai.

Meskipun demikian, jumlah pesanan Tesla sebenarnya cukup sesuai dengan ukuran pasar kendaraan listrik mewah di India. Berdasarkan data dari JATO Dynamics, sebanyak 2.800 unit EV dengan harga antara 4,5 juta hingga 7 juta rupee telah terjual di India pada paruh pertama 2025.

Tesla diketahui menarik banyak pengunjung ke ruang pamernya yang mewah, namun konversi pengunjung menjadi pembeli masih jauh dari harapan. Strategi pemasaran Tesla yang minim iklan dan mengandalkan kekuatan merek tampaknya kurang efektif di India, di mana pabrikan otomotif umumnya gencar beriklan.

Kendati demikian, Tesla tetap menunjukkan niat untuk bertahan di pasar India. Perusahaan ini telah membangun fasilitas Supercharger di Mumbai dan Delhi, serta berencana membuka pusat pengalaman (experience center) ketiga di kota besar di India Selatan sebagai bagian dari rencana ekspansi pada 2026.

Sementara itu, pesaing asal China, BYD yang kini menjadi penjual EV terbesar di dunia, telah lebih dahulu membangun pijakan kuat di India. Pada paruh pertama tahun ini, BYD berhasil menjual lebih dari 1.200 unit SUV Sealion 7 dengan harga awal sekitar 4,9 juta rupee meski menghadapi tarif impor yang sama tingginya.

Selanjutnya: Bappenas Sebut Kemandirian Fiskal di Daerah Masih Rendah, Ini Sebabnya

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis 1-15 September 2025, Beli 2 Gratis 1 Entrasol-Sunsilk




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×