kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pentagon batalkan kontrak cloud zaman Trump senilai US$ 10 miliar


Rabu, 07 Juli 2021 / 10:04 WIB
Pentagon batalkan kontrak cloud zaman Trump senilai US$ 10 miliar
ILUSTRASI. logo Microsoft Corporation


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) membatalkan proyek cloud JEDI senilai US$ 10 miliar yang diberikan kepada Microsoft Corp saat era Presiden Donald Trump. 

Dalam keterangannya, Pentagon akan memberikan proyek tersebut tak hanya kepada Microsoft tetap juga ke Amazon.com dan mungkin pemain cloud lainnya bisa ikut serta. 

Mengutip Reuters, sejatinya kontrak itu didambakan bukan karena nilainya, tetapi karena gengsinya. Microsoft dan Amazon selama bertahun-tahun telah berusaha meyakinkan bisnis dan pemerintah bahwa akan aman untuk mengalihkan pekerjaan komputasi ke pusat data mereka. 

Analis bilang bahwa dengan memenuhi semua persyaratan keamanan militer AS, perusahaan yang memenangkan proyek itu akan memiliki nilai tambah dan dapat mempengaruhi untuk mendapatkan klien perusahaan dan pemerintah lainnya.

“Amazon yang berbasis di Seattle, penyedia komputasi awan terbesar, secara luas diperkirakan akan memenangkan kontrak. Tetapi ketika Pentagon memberikan kesepakatan sumber tunggal kepada Microsoft pada 2019, pengumuman itu memberikan kredibilitas besar kepada Microsoft, yang telah bekerja keras untuk mengejar Amazon setelah terlambat memulai dengan teknologi cloud,” ujar Mark Moerdler, seorang analis riset senior di Bernstein.

Baca Juga: AWS bersama Kemenkominfo siap dukung digitalisasi di Indonesia

Moerdler menambahkan, pembatalan dan kontrak baru juga dapat menguntungkan Microsoft. Dia menilai, perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington ini memiliki waktu hampir dua tahun selama perselisihan hukum untuk berinvestasi dalam teknologinya.

"Jika sekarang ada kompetisi lain, Microsoft akan masuk dari posisi yang lebih baik," kata Moerdler. 

Baru-baru ini pada bulan September, Departemen Pertahanan mengevaluasi kembali proposal kontrak dan mengatakan bahwa pengajuan Microsoft adalah yang terbaik.

Sementara itu, pemerintahan Trump menginginkan hanya ada satu penyedia dan pemerintahan Biden mengatakan kemungkinan akan membagi proyek tersebut ke beberapa perusahaan. 

Langkah seperti itu akan menempatkan militer lebih sejalan dengan perusahaan sektor swasta, banyak di antaranya membagi pekerjaan komputasi cloud mereka di antara beberapa vendor untuk menghindari hanya terkunci pada vendor tertentu.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×