Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat melalui Pentagon telah merilis rincian resmi terkait operasi militer besar-besaran yang menargetkan tiga fasilitas nuklir utama Iran.
Serangan ini dikonfirmasi langsung oleh Presiden Donald Trump dan diberi nama "Operation Midnight Hammer".
Mengutip Unilad, Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa serangan terjadi sekitar pukul 17.00 waktu setempat (ET) pada Jumat malam, atau pukul 00.30 waktu Iran pada Sabtu dini hari. Serangan berakhir sekitar pukul 19.05 ET atau pukul 02.35 dini hari waktu Teheran.
Presiden Trump dalam pernyataan publiknya menyebut serangan ini sebagai "serangan yang sangat berhasil" terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Iran: Fordow, Natanz, dan Esfahan. Ia mengklaim bahwa ketiga lokasi pengayaan nuklir tersebut telah “dihancurkan secara total dan menyeluruh”.
Baca Juga: Pentagon Siaga! 40.000 Tentara AS di Timur Tengah Terancam Usai Serangan ke Iran
Meski pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa ketiga lokasi tersebut memang diserang, mereka membantah adanya kerusakan signifikan. Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, mengecam keras tindakan AS dan menyebutnya sebagai "kriminal, tidak sah, dan sangat berbahaya".
Ia juga memperingatkan bahwa tindakan ini “akan membawa konsekuensi jangka panjang” bagi kawasan dan hubungan bilateral.
Rincian Operasi: Lebih dari 125 Pesawat Dikerahkan
Dalam konferensi pers di Pentagon, Menteri Pertahanan Pete Hegseth menjelaskan bahwa operasi ini menggunakan pesawat pengebom siluman B-2 yang diklaim mampu masuk dan keluar wilayah Iran tanpa terdeteksi radar musuh.
Namun, publik meragukan klaim "siluman" tersebut setelah banyak warga sipil mengunggah video penampakan B-2 di media sosial. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar terkait transparansi operasi militer tersebut.
Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Dan Caine, memberikan penjabaran lebih detail:
-
Lebih dari 125 pesawat militer terlibat dalam operasi.
-
Termasuk puluhan pesawat pengisi bahan bakar udara, jet tempur generasi keempat dan kelima, serta pesawat pengintai intelijen.
-
Sebanyak 75 senjata berpemandu presisi digunakan, termasuk 14 bom bunker buster GBU-57 MOP seberat 30.000 pon.
-
Sebuah kapal selam rudal jelajah juga meluncurkan lebih dari dua lusin rudal Tomahawk.
Baca Juga: Lonjakan Pesanan Pizza di Pentagon Jadi Sinyal Serangan Israel ke Iran
Manuver dan Taktik Penipuan Militer
Caine menyebut bahwa operasi dimulai sejak Jumat malam dan memakan waktu total 18 jam bagi pesawat-pesawat B-2 untuk mencapai sasaran di Iran. Beberapa unit pesawat diarahkan ke Pasifik sebagai bagian dari taktik pengecohan.
Saat paket serangan mendekati wilayah udara Iran, rudal jelajah Tomahawk diluncurkan dari kapal selam AS di kawasan Komando Pusat (CENTCOM) untuk menyerang sasaran permukaan di Esfahan, membuka jalan bagi pengebom B-2 masuk.
Pukul 02.10 waktu Iran, B-2 pertama menjatuhkan dua bom GBU-57 MOP ke sasaran di Fordow, diikuti gelombang serangan berikutnya ke Natanz dan Esfahan. Antara pukul 02.10 hingga 02.35 pagi waktu Iran, seluruh target diklaim telah dihantam secara presisi.
Caine menambahkan, tidak ada laporan mengenai tembakan balasan dari sistem pertahanan udara Iran terhadap paket serangan AS.