Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan udara Israel ke Iran yang digambarkan sebagai operasi super-rahasia ternyata memiliki satu sinyal peringatan yang tak terduga: lonjakan pesanan pizza di sekitar Pentagon.
Bahkan, sebelum ledakan pertama terdengar di Teheran, para pengamat internet di Washington sudah mencium adanya aktivitas tak biasa—bukan dari intelijen, tapi dari aplikasi pelacakan pengiriman makanan.
"Pentagon Pizza Report" Mengendus Ada yang Tak Biasa
Sebuah akun viral di platform X (sebelumnya Twitter), bernama Pentagon Pizza Report, menjadi sorotan karena mengklaim bisa membaca situasi geopolitik dari “lonjakan aktivitas larut malam” di sekitar markas besar militer AS. Kamis malam lalu, akun tersebut memposting:
“Mulai pukul 18.59 ET, hampir semua gerai pizza di dekat Pentagon mengalami LONJAKAN besar dalam pesanan.”
Tak hanya pizza, akun tersebut juga menyebut bar gay yang biasanya ramai di sekitar Pentagon terlihat sepi malam itu. Menurut mereka, hal ini bisa mengindikasikan para staf Pentagon sedang sibuk bekerja hingga larut malam.
Baca Juga: Bursa Kripto Iran Diretas Rp1,3 Triliun Hacker Pro-Israel, Gunakan Pesan Anti-IRGC
Meski terdengar seperti lelucon, teori ini ternyata bukan isapan jempol belaka. Situs kuliner The Takeout melaporkan bahwa lonjakan pesanan makanan di dekat Pentagon memang kerap terjadi menjelang operasi militer besar.
Bukan Pertama Kalinya Pizza Jadi Sinyal Perang
Fenomena ini bukan kali pertama terjadi. Saat Israel meluncurkan serangan rudal ke Iran pada tahun 2024, pola serupa juga tercatat. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa tidak ada restoran pizza di dalam kompleks Pentagon sendiri, membuat pesanan dari luar meningkat tajam saat jam-jam sibuk muncul secara mendadak.
Lebih jauh ke belakang, laporan sejarah menyebutkan bahwa pesanan pizza ke Pentagon meningkat dua kali lipat sebelum invasi AS ke Panama pada 1989 dan kembali melonjak sebelum dimulainya Operasi Badai Gurun (Desert Storm) pada 1991.
Tanda-Tanda Lain: Diplomasi dan Media Sosial
Selain jejak makanan cepat saji, ada pula sinyal politik dan diplomatik lain yang menunjukkan gelagat perang. Sehari sebelum serangan dimulai, pemerintah AS mengumumkan pemindahan beberapa diplomat dan keluarga mereka dari wilayah Timur Tengah.
Baca Juga: Perang Israel–Iran Memasuki Pekan Kedua: Eropa Desak Damai, Trump Belum Bersikap
Lebih menguatkan lagi, sekitar satu jam sebelum Israel meluncurkan serangan udara ke Iran, Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, mengunggah sebuah pernyataan mencurigakan di X: “Di kedutaan kami di Yerusalem dan terus memantau situasi. Kami akan tetap di sini sepanjang malam. ‘Berdoalah bagi perdamaian Yerusalem!’”
Pernyataan tersebut, meski diplomatis, memberi kesan bahwa sesuatu yang besar sedang menanti.
Presiden AS Donald Trump juga angkat bicara dalam wawancara dengan Wall Street Journal, mengklaim bahwa ia telah mengetahui rencana serangan tersebut jauh sebelum terjadi. “Kami tahu apa yang sedang terjadi,” kata Trump, mendukung langkah Israel yang disebutnya bertujuan menghentikan program nuklir Iran.