Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa kripto Iran, Nobitex, menjadi korban peretasan besar-besaran yang mengakibatkan kerugian sebesar US$81,7 juta (sekitar Rp1,3 triliun).
Insiden ini tercatat sebagai salah satu pembobolan keamanan aset digital terbesar tahun 2025, melibatkan pencurian aset di jaringan Tron, Bitcoin, Dogecoin, dan rantai berbasis EVM (Ethereum Virtual Machine).
Hacker Gunakan Alamat Kripto Bertuliskan Pesan Provokatif Anti-IRGC
Mengutip watcher.guru, investigasi yang dilakukan oleh analis blockchain terkenal, ZachXBT, mengungkap bahwa peretas menggunakan sejumlah vanity addresses—alamat kripto dengan pesan terselubung yang dapat dibaca manusia. Beberapa di antaranya mengandung pesan tegas seperti:
-
TKFuckiRGCTerroristsNoBiTEXy2r7mNX
-
0xffFFfFFffFFffFfFffFFfFfFfFFFFfFfFFFFDead
-
1FuckiRGCTerroristsNoBiTEXXXaAovLX
-
DFuckiRGCTerroristsNoBiTEXXXWLW65t
Baca Juga: Bikin Nyesek! Trader Kripto Ini Kehilangan Rp250 Miliar dalam Waktu 10 Hari
Pesan-pesan ini secara eksplisit mengutuk IRGC (Pasukan Garda Revolusi Islam Iran) dan mengaitkannya dengan platform Nobitex, menambah dimensi geopolitik terhadap serangan yang awalnya tampak seperti kejahatan finansial murni.
Kelompok Hacker ‘Predatory Sparrow’ Mengklaim Bertanggung Jawab
Kelompok peretas pro-Israel bernama Gonjeshke Darande (Predatory Sparrow) secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Mereka juga diketahui sebelumnya melakukan serangan siber terhadap infrastruktur penting Iran, termasuk Bank Sepah, dengan dalih bahwa bank tersebut digunakan oleh anggota IRGC.
Serangan dilakukan secara bertahap selama beberapa jam, dengan pelaku memanfaatkan kecepatan transaksi di jaringan Tron untuk memindahkan dana secara cepat dan sulit dilacak. ZachXBT menyebut bahwa pola penarikan dana yang sistematis mengindikasikan bahwa peretas kemungkinan besar telah memperoleh akses ke sistem internal Nobitex.
Selain mencuri aset kripto, sebagian dana juga sengaja dikirim ke alamat yang dihanguskan atau dibakar (burn address), sehingga tidak dapat digunakan kembali. Tindakan ini memperlihatkan tingkat perencanaan matang dan niat untuk merusak total aset digital korban.
Dampak Terhadap Pasar Kripto Iran
Insiden ini menimbulkan kepanikan besar di kalangan trader kripto Iran. Ribuan pengguna dilaporkan tidak dapat mengakses dana mereka, sementara pasar kripto domestik mengalami penurunan drastis dalam aktivitas dan kepercayaan.
Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Kripto Anjlok US$160 Miliar, Perang Israel-Iran Jadi Penyebabnya
Nobitex dalam pernyataan resminya menyatakan bahwa seluruh kerugian pengguna akan diganti menggunakan dana asuransi internal serta cadangan perusahaan. Meski demikian, insiden ini membuka diskusi luas tentang kerentanan exchange terpusat terhadap serangan siber berskala besar.
Iran Batasi Akses Internet, Tuduh WhatsApp Bocorkan Data ke Israel
Pasca serangan, akses internet di Iran dibatasi secara signifikan oleh Kementerian Komunikasi sebagai langkah pengamanan. Laporan dari NetBlocks dan Cloudflare menunjukkan penurunan tajam lalu lintas internet sejak Rabu malam, yang menghambat masyarakat dalam mengakses layanan digital dasar.
Pemerintah Iran juga memerintahkan warga untuk menghapus aplikasi WhatsApp, dengan tuduhan bahwa aplikasi tersebut digunakan untuk mengirimkan data pengguna ke Israel. Meta, perusahaan induk WhatsApp, membantah keras tuduhan ini dan menegaskan bahwa semua pesan telah terenkripsi ujung ke ujung.