kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pentagon: Pasukan Korut Bakal Jadi Umpan Meriam Jika Bantu Rusia di Ukraina


Kamis, 27 Juni 2024 / 08:10 WIB
Pentagon: Pasukan Korut Bakal Jadi Umpan Meriam Jika Bantu Rusia di Ukraina
ILUSTRASI. Pentagon mengatakan, pasukan Korea Utara yang dikirim ke Ukraina untuk membantu perang Rusia akan menjadi umpan meriam. REUTERS/Al Drago


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pentagon mengatakan, pasukan Korea Utara yang dikirim ke Ukraina untuk membantu perang Rusia akan menjadi “umpan meriam”.

Mengutip Business Insider, hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder pada Selasa (2/6/2024). 

Pernyataan Ryder tersebut merupakan tanggapan atas pertanyaan tentang kemungkinan Korea Utara mengirimkan unit teknik militer ke wilayah Donetsk timur Ukraina, yang diduduki oleh Rusia.

Menurut TV Chosun Korea Selatan, mengutip seorang pejabat pemerintah Korea Selatan dan dirujuk oleh Reuters, Korea Utara berencana mengirim pasukan konstruksi dan teknik ke Ukraina yang diduduki secepatnya bulan depan untuk pekerjaan pembangunan kembali.

"Saya pikir jika saya adalah manajemen personel militer Korea Utara, saya akan mempertanyakan pilihan saya dalam mengirimkan pasukan saya untuk menjadi umpan meriam dalam perang ilegal melawan Ukraina."

Ryder menggambarkan kemungkinan Korea Utara mengirim pasukan militer ke Rusia sebagai sesuatu yang harus diwaspadai.

Dia mengisyaratkan tingginya jumlah korban di pihak Rusia sepanjang perang.

Baca Juga: Rusia Ingin Sanksi PBB untuk Korea Utara Dipertimbangkan Kembali

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada akhir Mei bahwa jumlah total tentara Rusia yang terbunuh atau terluka sejak Februari 2022 adalah sekitar 500.000 orang.

Dikatakan juga bahwa jumlah rata-rata harian korban personel Rusia pada bulan Mei adalah lebih dari 1.200 orang.

Awal bulan ini, Rusia dan Korea Utara menandatangani perjanjian yang setuju untuk saling memberikan bantuan militer jika satu sama lain diserang.

Negara-negara termasuk AS dan Jepang mengecam tindakan tersebut. Korea Selatan mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk mengirim senjata ke Ukraina sebagai dampaknya. 

Presiden Korea Selatan menggambarkan perjanjian itu sebagai ancaman terhadap keamanan negaranya.

Mengutip Reuters, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Korea Selatan akan membuat "kesalahan besar" jika memutuskan untuk memasok senjata ke Ukraina.

Jika hal itu terjadi, Moskow akan menanggapi tindakan tersebut dengan cara yang akan merugikan Seoul.

Baca Juga: Kremlin: Rusia Merevisi Doktrin Nuklir

Putin mengatakan, Seoul tidak perlu khawatir mengenai perjanjian antara Moskow dan Korea Utara.

“Korea Selatan, Republik Korea tidak perlu khawatir karena bantuan militer kami berdasarkan perjanjian yang kami tandatangani hanya muncul jika agresi dilakukan terhadap salah satu penandatangan. Sejauh yang saya tahu, Republik Korea tidak merencanakan agresi terhadap DPRK (Korea Utara)," kata Putin kepada wartawan.

Dia memperingatkan Seoul agar tidak memasok senjata ke Kyiv.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×