Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Berasarkan dokumen yang pertama kali dilaporkan oleh Reuters, Pemerintahan Biden telah mencabut delapan lisensi tahun ini yang memungkinkan beberapa perusahaan untuk mengirimkan barang ke perusahaan telekomunikasi raksasa China, Huawei.
Mengutip Reuters, Departemen Perdagangan AS, yang mengawasi kebijakan ekspor AS, mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka telah mencabut lisensi "tertentu". Akan tetapi tidak menyebutkan nama atau jumlah pemasok yang terkena dampak.
Reuters juga melaporkan, lisensi untuk Qualcomm dan Intel termasuk di antara mereka yang dicabut.
"Sejak awal 2024, (Departemen Perdagangan) telah mencabut delapan lisensi tambahan yang melibatkan Huawei," kata Departemen Perdagangan AS dalam dokumen tersebut.
Informasi saja, dokumen itu disiapkan sebagai tanggapan atas pertanyaan dari anggota Kongres dari Partai Republik Michael McCaul.
Menurut dokumen tersebut, persetujuan lisensi untuk Huawei termasuk peralatan olahraga dan perabot kantor serta komponen teknologi rendah untuk barang-barang pasar massal konsumen, seperti touchpad dan sensor layar sentuh untuk tablet, yang tersedia secara luas di China dari sumber-sumber China dan asing.
Baca Juga: Aksi China Membalas AS dan Eropa, Luncurkan Penyelidikan Anti-dumping Plastik
Huawei dan Qualcomm tidak menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters. Intel juga menolak berkomentar.
Seorang juru bicara Komite Urusan Luar Negeri DPR, yang diketuai oleh McCaul, mengatakan bahwa mereka telah menerima data tersebut pada hari Selasa dan sedang memeriksanya.
Rincian tersebut memberikan informasi baru pada langkah-langkah yang diambil pemerintahan Biden untuk menggagalkan Huawei.
Pasalnya, Huawei dinilai mulai pulih kembali meskipun ada upaya Washington untuk melumpuhkan bisnisnya dengan alasan keamanan nasional. Huawei membantah bisnisnya menimbulkan risiko keamanan.
Baca Juga: China Kian Gencar Lakukan Dedolarisasi, Ini Salah Satu Buktinya
Huawei berhasil mengejutkan industri pada bulan Agustus lalu melalui ponsel baru yang ditenagai oleh chip canggih yang diproduksi oleh produsen chip China, SMIC, meskipun ada larangan ekspor AS terhadap kedua perusahaan tersebut.
Menurut perusahaan riset Counterpoint, ponsel ini membantu mendongkrak penjualan ponsel pintar Huawei sebesar 64% berbasis tahunan dalam enam minggu pertama tahun 2024.
Bisnis komponen mobil pintarnya juga berkontribusi pada kebangkitan Huawei, di mana perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan tercepat dalam empat tahun terakhir pada tahun 2023.
Huawei dimasukkan ke dalam daftar pembatasan perdagangan AS pada tahun 2019 di tengah kekhawatiran bahwa Huawei dapat memata-matai warga Amerika.
Jika ditambahkan ke dalam daftar tersebut, berarti pemasok perusahaan harus mencari lisensi khusus yang sulit diperoleh sebelum melakukan pengiriman.
Namun, para pemasok Huawei telah menerima lisensi senilai miliaran dolar untuk menjual barang dan teknologi Huawei, berkat kebijakan yang diperkenalkan oleh pemerintahan Trump yang memungkinkan aliran barang yang jauh lebih luas ke perusahaan tersebut dibandingkan dengan yang biasa dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa saham.
Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Kebijakan Luar Negeri Kontroversial Trump Kembali Jadi Sorotan
Ringkasan tersebut juga menyatakan bahwa dari tahun 2018 hingga 2023, Departemen Perdagangan AS menyetujui lisensi senilai US$ 335 miliar dari total US$ 880 miliar aplikasi yang meminta izin untuk menjual kepada pihak-pihak China yang ada dalam daftar entitas.
Dari persetujuan tersebut, senilai US$ 222 miliar dari US$ 560 miliar permohonan yang diterima pada tahun itu, datang pada tahun 2021, tahun pertama Biden menjabat.