kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang dagang seret negara-negara Asia yang tak bersalah ke jurang resesi (2)


Kamis, 29 Agustus 2019 / 09:50 WIB
Perang dagang seret negara-negara Asia yang tak bersalah ke jurang resesi (2)
ILUSTRASI. Unjuk rasa pro demokrasi di Hong Kong


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Kecemasan mengenai kondisi perekonomian global semakin meningkat. Tak pelak, isu mengenai resesi serta melambatnya perekonomian menjadi topik hangat yang diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir.

Melansir BBC, perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dengan China membayangi perekonomian dunia. Salah satu indikasinya adalah penurunan yang terjadi di pasar finansial.

Resesi memang bukan merupakan ancaman terhadap negara-negara dengan perekonomian besar di Asia dalam jangka pendek, kendati terjadi perlambatan pertumbuhan. Namun, sejumlah negara-negara kecil -termasuk Hong Kong dan Singapura- sangat terpapar risiko.

Baca Juga: Peringatan resesi teranyar: Kaum tajir mulai ogah berbelanja

Louis Kuijs, head of Asia economics di Oxford Economics, menyebut negara-negara Asia itu sebagai pihak yang tak bersalah yang terjebak dalam perang dagang antara Washington dan Beijing.

"Mereka adalah negara kecil dengan perekonomian terbuka, di mana perdagangan -khususnya dengan China- sangat penting sekali," kata Kuijs kepada BBC.

Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan perlambatan di negara-negara Asia dengan perekonomian terbesar, sekaligus negara-negara yang berisiko terkena resesi: (lanjutan setelah China, Jepang, dan India)

Baca Juga: Perang dagang seret negara-negara Asia yang tak bersalah ke jurang resesi (1)

4. Hong Kong

Negara yang juga dikenal sebagai Asian financial hub ini juga tengah berjibaku untuk keluar dari jeratan perlambatan ekonomi China, perang dagang, dan ketegangan politik. Sejumlah ekonom memprediksi kombinasi tiga faktor itu akan menyeret ekonomi Hong Kong ke jurang resesi dalam waktu dekat.

Tingkat PDB Hong Kong tertekan 0,4% pada tiga bulan yang berakhir Juni dibanding kuartal sebelumnya.

Namun, data tersebut belum memasukkan dampak dari aksi unjuk rasa yang telah menyelimuti Hong Kong selama dua bulan lebih, yang pada akhirnya memukul sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi yang negatif.

Ekonom di DBS dan Capital Economics memprediksi, data PDB yang akan dirilis pada November nanti akan menunjukkan Hong Kong jatuh ke jurang resesi teknikal karena telah mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×