Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Yu Wanli, wakil direktur di lembaga think tank Lian An Academy di Beijing, setuju bahwa hubungan AS-China berada pada titik terendah sejak penumpasan Tiananmen.
“Saya selalu optimis tentang hubungan AS-China sampai saat ini. Di masa lalu, Anda selalu dapat menemukan suara pro-China pada spektrum politik AS, tetapi tidak ada suara seperti itu dalam pemerintahan Trump," kata Yu. Dia merujuk ke jajak pendapat Pew baru-baru ini di mana dari 1.000 orang Amerika, 66% responden memiliki pandangan yang tidak menguntungkan tentang Tiongkok.
Baca Juga: Tensi di Luat China Selatan masih tinggi, China gelar latihan militer
Chen Zhiwu, direktur Institut Global Asia di Universitas Hong Kong, mengatakan situasi kali ini adalah yang terburuk yang pernah dilihatnya dalam lebih dari 40 tahun sepanjang dia mempelajari masalah AS-China.
“Bahkan pada tahun 1989, sentimen yang mendasari orang Amerika terhadap Tiongkok tidak terlalu buruk. Itu jauh lebih buruk dan jauh lebih mengakar. Tiongkok dapat berhenti menggunakan saluran diplomatik dan juru bicara untuk lebih jauh mengobarkan retorika, karena upaya semacam ini tidak membantu," paparnya.
Baca Juga: Laporan intelijen: Skenario terburuk, China harus siap konfrontasi senjata dengan AS
Zhiwu juga bilang, suasananya bahkan lebih dingin sekarang dibandingkan pada titik rendah 2018 dan 2019, ketika Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif pada barang-barang China dalam upaya untuk memaksa perubahan struktural pada ekonomi terbesar kedua di dunia.