Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (10/11), sedikitnya 11.078 warga Palestina telah tewas, termasuk 4.506 anak-anak, dalam serangan Israel sejak 7 Oktober.
Kementerian tersebut mengatakan, 21 rumah sakit telah berhenti beroperasi dan 47 pusat kesehatan tidak beroperasi.
Baca Juga: Hamas Tembakkan Roket Jauh ke Dalam Israel, Sirene Meraung-raung di Tel Aviv
Sementara itu, sebuah video yang dibagikan di media sosial dan diverifikasi oleh Reuters pada hari Jumat (10/11) menunjukkan, sejumlah orang tewas dan terluka, termasuk anak-anak di sebuah area rumah sakit Al Shifa di Gaza.
Menurut juru bicara kementerian kesehatan Gaza, komplek rumah sakit Al Shifa telah dihantam serangan udara Israel.
Tidak ada komentar langsung dari militer Israel mengenai video tersebut, yang menurut koresponden Reuters, tampaknya dibuat di sebuah area terbuka di luar ruangan di dekat bagian rawat jalan rumah sakit, tempat para pengungsi tidur.
Reuters dapat mengkonfirmasi lokasi tersebut dari salah satu anak yang terlihat dalam video tersebut, seorang anak perempuan yang mengenakan celana panjang berwarna gelap dan kaos ungu, yang juga terlihat dalam rekaman lain di pintu masuk rumah sakit.
Baca Juga: Israel Serang Kompleks Rumah Sakit di Gaza, Warga Sipil dan Jurnalis Jadi Korban
Penampakan pintu masuk rumah sakit juga cocok dengan citra file dan sumbernya telah mengunggah beberapa video dari rumah sakit tersebut sebelumnya dan diketahui berada di sana.
Secara terpisah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan adanya pengeboman rumah sakit Al Shifa.
“Rumah sakit Al Shifa telah "dibombardir" dan 20 rumah sakit di Gaza sekarang tidak beroperasi sama sekali,” kata juru bicara WHO Margaret Harris dilansir dari Reuters.
Mengenai tuduhan bahwa pengeboman ke halaman rumah sakit dilakukan oleh Israel. Harris menyebut belum mendapatkan informasi lebih lengkap.
"Saya belum mendapatkan informasi rinci tentang Al Shifa, namun kami tahu bahwa mereka berada di bawah bombardir," ujarnya.
Baca Juga: Fatwa MUI: Dukung Perjuangan Kemerdekaan Palestina Hukumnya Wajib
Ketika diminta untuk menjelaskan lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ada "kekerasan yang hebat" di lokasi tersebut, mengutip rekan-rekannya di lapangan.