kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.803   9,00   0,05%
  • IDX 8.616   -30,15   -0,35%
  • KOMPAS100 1.192   -4,89   -0,41%
  • LQ45 853   -6,26   -0,73%
  • ISSI 308   -0,19   -0,06%
  • IDX30 436   -3,65   -0,83%
  • IDXHIDIV20 508   -4,93   -0,96%
  • IDX80 133   -0,84   -0,63%
  • IDXV30 138   -0,58   -0,42%
  • IDXQ30 139   -1,26   -0,89%

Perang Masuk Ibu Kota: Jenderal Rusia Tewas Dibom, Moskow Tuding Ukraina


Selasa, 23 Desember 2025 / 05:37 WIB
Perang Masuk Ibu Kota: Jenderal Rusia Tewas Dibom, Moskow Tuding Ukraina
ILUSTRASI. Sebuah bom mobil menewaskan seorang jenderal Rusia di Moskow pada Senin (waktu setempat). Sergei Kholodilin/BelTA/Handout via REUTERS


Sumber: Associate Press | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Sebuah bom mobil menewaskan seorang jenderal Rusia di Moskow pada Senin (waktu setempat). Ini menjadi pembunuhan ketiga terhadap perwira tinggi militer Rusia dalam kurun waktu sedikit lebih dari satu tahun. Penyelidik Rusia menyebut Ukraina kemungkinan berada di balik serangan tersebut.

Melansir AP, Letnan Jenderal Fanil Sarvarov, Kepala Direktorat Pelatihan Operasional Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya. Hal itu disampaikan oleh Svetlana Petrenko, juru bicara Komite Investigasi Rusia, lembaga penyelidikan kriminal tertinggi di negara tersebut. Sarvarov berusia 56 tahun.

“Penyelidik sedang menelusuri berbagai kemungkinan terkait pembunuhan ini. Salah satu dugaan kuat adalah bahwa kejahatan tersebut diorganisasi oleh dinas intelijen Ukraina,” ujar Petrenko.

Sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina hampir empat tahun lalu, otoritas Rusia berulang kali menuding Kyiv berada di balik sejumlah pembunuhan terhadap pejabat militer dan tokoh publik di dalam wilayah Rusia. Ukraina sendiri mengakui bertanggung jawab atas beberapa kasus, meski hingga kini belum memberikan komentar resmi terkait kematian Sarvarov.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Presiden Vladimir Putin telah segera diberi laporan mengenai insiden tersebut. Sarvarov diketahui pernah bertempur di Chechnya dan terlibat dalam kampanye militer Rusia di Suriah.

Baca Juga: Cintas Ajukan Tawaran Baru US$ 5,2 Miliar untuk Akuisisi UniFirst

Sebelumnya, Rusia juga menuding Ukraina berada di balik sejumlah pembunuhan serupa. Lebih dari setahun lalu, Letnan Jenderal Igor Kirillov, kepala pasukan perlindungan nuklir, biologi, dan kimia Rusia, tewas akibat bom yang disembunyikan di sebuah skuter listrik di luar apartemennya. Asistennya juga turut tewas. Dinas keamanan Ukraina kala itu mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Seorang warga negara Uzbekistan kemudian ditangkap dan didakwa sebagai pelaku pembunuhan Kirillov atas perintah intelijen Ukraina.

Presiden Putin menyebut pembunuhan Kirillov sebagai “kesalahan besar” aparat keamanan Rusia, seraya menegaskan perlunya peningkatan efektivitas pengamanan.

Baca Juga: Larry Ellison Ikut Jamin Tawaran Paramount US$ 108,4 Miliar Akuisisi Warner Bros

Pada April lalu, perwira tinggi Rusia lainnya, Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik, wakil kepala departemen operasional utama Staf Umum, tewas akibat bom yang dipasang di mobilnya di dekat apartemennya, di luar Moskow. Seorang tersangka juga segera ditangkap.

Beberapa hari setelah kematian Moskalik, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan bahwa ia menerima laporan dari kepala intelijen luar negeri Ukraina mengenai “likuidasi” tokoh-tokoh militer Rusia, sambil menegaskan bahwa “keadilan pasti datang”, meski tidak menyebut nama Moskalik secara langsung.

Ukraina, yang kalah jumlah dan persenjataan dibanding Rusia, kerap berupaya mengubah arah konflik dengan serangan-serangan tak terduga. Pada Agustus tahun lalu, pasukan Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah Kursk di Rusia, meski saat itu mereka terdesak di berbagai garis depan. Pasukan Rusia akhirnya berhasil memukul mundur serangan tersebut, namun insiden itu sempat mengalihkan fokus militer Rusia dan meningkatkan moral Ukraina.

Selain itu, Ukraina juga berulang kali menyerang armada laut Rusia di Laut Hitam menggunakan drone laut dan rudal, yang memaksa Rusia memindahkan kapal perangnya dan membatasi skala operasi.

Pada Juni, kawanan drone yang diluncurkan dari truk juga menyerang pangkalan pembom Rusia di berbagai wilayah. Ukraina mengklaim lebih dari 40 pesawat pembom jarak jauh rusak atau hancur, meski Moskow menyebut hanya beberapa pesawat yang terkena serangan.

Sementara itu, pejabat Barat menuduh Rusia menjalankan kampanye sabotase di luar medan perang, dengan mengorkestrasi puluhan insiden gangguan dan perusakan di berbagai negara Eropa untuk melemahkan dukungan terhadap Ukraina. Rusia membantah tuduhan tersebut.

Tonton: Turkiye Akan Kembalikan S-400 Rusia demi Bisa Beli Jet Tempur F-35 AS

Kesimpulan

Pembunuhan Letjen Fanil Sarvarov menegaskan bahwa perang Rusia–Ukraina telah merambah jauh ke jantung Moskow, bukan lagi sekadar konflik di garis depan. Serangkaian pembunuhan terhadap jenderal Rusia menunjukkan meningkatnya perang bayangan (shadow war), di mana intelijen, sabotase, dan serangan presisi menjadi senjata utama. Bagi Rusia, insiden ini memperlihatkan celah serius dalam sistem keamanan domestik. Sementara bagi Ukraina, strategi serangan tak terduga tampaknya terus digunakan untuk menekan Rusia secara psikologis dan strategis.

Selanjutnya: BEER Berharap Kinerja Tetap Berbuih di 2026

Menarik Dibaca: Ramalan 12 Zodiak Keuangan dan Karier Hari Ini Selasa 23 Desember 2025




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×