Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perang yang terjadi di Ukraina dan Timur Tengah telah menggerogoti persediaan pertahanan udara AS.
Hal tersebut diungkapkan oleh laksamana tertinggi AS Sam Paparo, yang mengawasi pasukan Amerika di kawasan Asia-Pasifik pada hari Selasa.
Pengakuan Paparo dapat menarik perhatian anggota pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump yang akan datang, yang lebih skeptis terhadap perang di Ukraina.
"Dengan sejumlah rudal Patriot yang telah digunakan, beberapa rudal udara-ke-udara yang telah digunakan, sekarang perang sudah menggerogoti persediaan. Dan mengatakan sebaliknya akan menjadi hal yang tidak jujur," kata Paparo, kepala Komando Indo-Pasifik AS, dalam sebuah acara.
Melansir Reuters, Paparo mengatakan pengeluaran untuk pertahanan udara AS membebani biaya pada kesiapan Amerika Serikat untuk merespons di Asia-Pasifik, terutama mengingat bahwa Tiongkok adalah musuh yang paling mampu di dunia.
Baca Juga: Vladimir Putin Beri Sinyal Kesiapan untuk Perang Nuklir!
Pemerintahan Biden terus mempersenjatai Ukraina dan Israel dengan pertahanan udaranya yang paling canggih.
Angkatan Laut AS telah secara langsung mempertahankan pengiriman di Laut Merah dalam menghadapi serangan rudal dan pesawat tak berawak dari pemberontak Houthi di Yaman.
Dalam kasus Ukraina, Biden telah memberi Kyiv serangkaian pertahanan lengkap, termasuk rudal Patriot dan sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Nasional Canggih.
Tonton: Hadapi Ancaman Barat, Presiden Rusia Vladimir Putin Setujui Doktrin Nuklir Baru
Amerika Serikat bulan lalu mengerahkan THAAD, atau sistem Pertahanan Area Ketinggian Terminal Tinggi, ke Israel dan sekitar 100 tentara AS untuk mengoperasikannya. THAAD adalah bagian penting dari sistem pertahanan udara berlapis militer AS.