kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perdana Menteri China tiba di Wuhan pimpin pemberantasan virus corona


Senin, 27 Januari 2020 / 13:25 WIB
Perdana Menteri China tiba di Wuhan pimpin pemberantasan virus corona
ILUSTRASI. Perdana Menteri China Li Keqiang. Liu Zhen/CNS via REUTERS


Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WUHAN. Perdana Menteri China Li Keqiang tiba di Wuhan - pusat penyebaran wabah virus corona - pada Senin (27/1/2020). Para pejabat kesehatan memperingatkan, penyebaran penyakit mematikan itu semakin cepat, dengan infeksi baru dan tingkat kematian terus meningkat.

Melansir South China Morning Post, sebuah laporan singkat yang dikeluarkan oleh pemerintah China pada hari Senin mengatakan Li - yang memimpin kelompok tingkat tinggi untuk memerangi wabah - mengunjungi pasien dan tenaga medis. Sementara itu, ia juga yang mengarahkan pekerjaan pencegahan virus di ibu kota provinsi Hubei itu.

"Anda mencoba segala cara untuk menyelamatkan hidup," kata Li kepada staf medis di rumah sakit Jinyintan, salah satu lembaga yang ditunjuk di Wuhan untuk merawat pasien yang terinfeksi. "Ketika Anda berusaha untuk menyelamatkan hidup, Anda harus melindungi diri Anda juga."

Baca Juga: Jokowi: Belum terdapat indikasi penyebaran virus corona di Indonesia

South China Morning Post mencatat, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada hari Senin bahwa terdapat 2.744 orang yang telah terinfeksi dan 80 orang meninggal dunia. Ada 769 kasus baru pada hari Minggu, dibandingkan dengan 688 kasus yang tercatat sehari sebelumnya.

Berbicara pada sebuah konferensi pers di Beijing, He Qinghua, inspektur tingkat pertama dari Biro Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, mengatakan sejumlah besar pekerja migran yang kembali ke pedesaan untuk perayaan Tahun Baru Imlek telah menjadi tantangan besar dalam menahan penyebaran penyakit.

Baca Juga: Jepang charter pesawat untuk pulangkan warga negaranya dari Wuhan

Dia mengatakan, mobilisasi pejabat Partai Komunis tingkat akar rumput akan memegang kunci dalam memenangkan pertempuran melawan virus corona baru.
“Kesadaran (pencegahan dan pengendalian) relatif rendah di pedesaan. Kita perlu mengisi celah hubungan yang lemah ini,” katanya.

“Yang paling penting sekarang adalah memobilisasi kader kami di tingkat akar rumput sehingga kami bisa melakukan yang lebih baik dalam upaya pencegahan dan pengendalian kami di tingkat masyarakat.”

Menurut Feng Luzhao, peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, cara paling efektif untuk menghentikan penularan adalah mengurangi perjalanan dan menghindari pertemuan.

Baca Juga: Pengamat: Pemerintah harus evakuasi WNI dari Wuhan dan larang WN China masuk

"(Kami telah memutuskan) untuk memperpanjang liburan Tahun Baru China karena (kami ingin) mendorong orang untuk tinggal di rumah dan menghindari pergi ke daerah-daerah di mana infeksi mungkin terjadi dan tempat-tempat dengan banyak orang," kata Feng pada konferensi pers yang sama . "(Kami percaya) ini dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit ini."

Song Shuli, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan pada hari Senin bahwa komisi akan mengadakan briefing pers harian mulai sekarang untuk meningkatkan informasi yang dirilis dan berjanji untuk segera menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh wartawan.

Baca Juga: Jepang tangkap mantan karyawan SoftBank yang diduga mata-mata Rusia

Wabah ini secara serius mengganggu perayaan tahun baru, dengan larangan perjalanan darurat diberlakukan di berbagai bagian negara untuk mengekang penyebaran virus. Pada hari Senin, China mengatakan telah memperpanjang periode liburan yang sedang berlangsung selama tiga hari.

Dewan Negara juga mengatakan taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah, dan perguruan tinggi akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Baca Juga: Diduga terpapar virus corona, seorang pekerja asal China di rawat di RSHS Bandung

Di negara tetangga Mongolia, kantor berita pemerintah Montsame mengatakan semua universitas dan lembaga pendidikan telah ditutup hingga 2 Maret, dalam upaya untuk mencegah penyebaran penyakit itu.

Reuters melaporkan, Mongolia juga telah menutup perlintasan perbatasan untuk mobil dan pejalan kaki, efektif per Senin, dan menyerukan agar semua pertemuan publik dibatalkan.

Kementerian luar negeri China mengatakan pada hari Senin bahwa Kazakhstan telah menangguhkan pengaturan bebas transit 72 jam untuk pemegang paspor China.

Baca Juga: Menkes: 135 pintu masuk Indonesia dijaga antisipasi virus corona

Kemarahan publik

Sejak wabah muncul, dokter dan perawat di provinsi Hubei mengatakan mereka frustrasi dengan kurangnya pasokan - mulai dari tempat tidur hingga masker - karena mereka berjuang untuk mengatasi krisis.

Kekhawatiran atas kurangnya sumber daya meningkat setelah pemerintah memberlakukan larangan perjalanan di Wuhan pekan lalu, sehingga membuat pengiriman menjadi sulit.

Baca Juga: WNA yang dirawat di ruang isolasi RSUD Dr Soetomo negatif virus corona

Gubernur Hubei Wang Xiaodong mengatakan dalam konferensi pers pada hari Minggu bahwa pemerintah sedang memperkuat pasokan medis. Tetapi konferensi pers itu semakin memicu kemarahan publik, ketika Wang mengoreksi dirinya sendiri dua kali tentang jumlah masker wajah yang tersedia di provinsi tersebut.

Wang pertama-tama menyebutkan jumlahnya 10,8 miliar, kemudian mengubahnya menjadi 1,8 miliar sebelum mengoreksi dirinya lagi untuk mengatakan bahwa 1,8 juta masker sedang disediakan. Kemarahan publik juga ditujukan pada Wang karena tidak memakai masker selama konferensi pers.




TERBARU

[X]
×