Sumber: South China Morning Post | Editor: S.S. Kurniawan
"Negara lain yang memikirkan bentuk pemerintahan mereka, pandangan mereka tentang hak asasi manusia, pandangan mereka tentang kedaulatan, pandangan mereka tentang kebebasan pers, kebebasan beragama, kebebasan berkumpul, semua hal itu, yang entah bagaimana pun itu lebih baik dari apa yang banyak dari kita bagikan,” ujar dia.
Esper juga memperingatkan, keinginan PLA untuk menjadi militer kelas dunia "tidak diragukan lagi memperkuat" tindakannya di Laut China Timur dan Laut China Selatan.
Baca Juga: Beri pesan ke AS, China luncurkan rudal pembunuh kapal induk ke Laut China Selatan
“Kami melihat Asia Tenggara, khususnya di kawasan Laut China Selatan, adalah tempat China tampaknya paling sering melenturkan ototnya dan melakukan beberapa perilaku terburuknya,” katanya.
“Jaringan sekutu dan mitra kami yang kuat tetap menjadi keunggulan asimetris abadi yang kami miliki dibanding saingan dekat, yaitu China, yang berupaya untuk merusak dan menumbangkan tatanan berbasis aturan untuk memajukan kepentingan mereka sendiri, seringkali dengan mengorbankan orang lain,” sebut Esper.