Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mencetak sejarah dengan menandatangani perintah eksekutif yang memberikan kendali penuh terhadap lembaga independen yang sebelumnya beroperasi tanpa campur tangan Gedung Putih.
Keputusan ini berpotensi mengubah tatanan kekuasaan di Washington D.C. dan menjadikan Trump sebagai salah satu presiden terkuat dalam sejarah AS.
Lembaga Independen Kini Wajib Lapor ke Gedung Putih
Mengutip Unilad, perintah eksekutif terbaru Trump mengharuskan lembaga-lembaga independen seperti Federal Trade Commission (FTC), Securities and Exchange Commission (SEC), dan Federal Communications Commission (FCC) untuk menyerahkan rancangan regulasi mereka kepada Presiden sebelum diterapkan.
Ini berarti Gedung Putih kini memiliki otoritas langsung dalam mengawasi kebijakan yang sebelumnya ditentukan tanpa campur tangan eksekutif.
Baca Juga: Donald Trump Akhirnya Bongkar Peran Sebenarnya Elon Musk di Pemerintahan AS
Selain itu, lembaga-lembaga tersebut juga harus berkoordinasi dengan politisi terkait prioritas dan rencana strategis mereka. Hanya Federal Reserve dalam aspek kebijakan moneter yang tetap dikecualikan dari aturan ini.
Trump menegaskan bahwa langkah ini diambil karena lembaga-lembaga independen tersebut telah mengeluarkan regulasi yang membebani rakyat AS tanpa pengawasan presiden. Dalam perintah eksekutifnya, Trump menyatakan:
“Kekuasaan eksekutif tanpa akuntabilitas tidak memiliki tempat dalam Republik kita. Amerika Serikat didirikan atas prinsip bahwa pemerintah harus bertanggung jawab kepada rakyat.”
Dampak Besar bagi Regulasi dan Kebijakan Ekonomi
Dengan kebijakan baru ini, Gedung Putih dapat meninjau dan mengubah peraturan yang sebelumnya hanya ditentukan oleh lembaga independen. Beberapa dampak yang diperkirakan akan terjadi meliputi:
- Pengawasan ketat terhadap regulasi ekonomi: Aturan terkait perdagangan, komunikasi, dan pasar modal akan lebih selaras dengan visi politik Trump.
- Peningkatan kontrol terhadap sektor keuangan: FTC dan SEC kini harus melaporkan langsung kepada Gedung Putih sebelum menetapkan kebijakan terkait investasi dan perdagangan saham.
- Pelemahan independensi lembaga pengawas: Keputusan ini bisa mengurangi objektivitas dalam pengambilan kebijakan, mengingat lembaga-lembaga ini sebelumnya berfungsi sebagai pengawas independen.
Menurut laporan Politico, kebijakan ini melanggar tradisi presiden sebelumnya, termasuk Barack Obama dan George W. Bush, yang sengaja menghindari intervensi langsung dalam lembaga independen untuk menjaga netralitas regulasi.
Namun, Trump berargumen bahwa lembaga-lembaga tersebut telah membebani ekonomi AS dengan kebijakan yang tidak diawasi. Oleh karena itu, ia ingin memastikan bahwa regulasi yang dikeluarkan sejalan dengan kebijakan pemerintahannya.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Peringatkan Potensi Krisis Ekonomi Besar dan PHK Massal
Trump Bisa Menjadi Presiden Paling Berkuasa dalam Sejarah AS
Keputusan ini berpotensi menjadikan Trump sebagai salah satu presiden AS dengan kekuasaan eksekutif terbesar. Sebelumnya, banyak kepala lembaga independen yang memiliki masa jabatan lebih lama daripada seorang presiden, yang memungkinkan mereka terlindungi dari tekanan politik.
Kini, dengan aturan baru ini, Trump dapat menentukan kebijakan ekonomi dan komunikasi tanpa hambatan dari lembaga pengawas. Ini merupakan langkah yang belum pernah diambil oleh presiden sebelumnya dan berpotensi mengubah tatanan pemerintahan di AS.
Dalam perkembangannya, Russell Vought, yang kini menjabat sebagai Direktur Consumer Financial Protection Bureau, ditunjuk sebagai pengawas pelaksanaan kebijakan baru ini. Ia akan melaporkan langsung kepada presiden mengenai efisiensi dan kinerja lembaga independen, serta menyesuaikan anggaran mereka agar sesuai dengan prioritas pemerintahan Trump.