kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perjanjian dagang AS-China siap diteken, perang dagang lebih memukul ekonomi AS?


Rabu, 15 Januari 2020 / 09:19 WIB
Perjanjian dagang AS-China siap diteken, perang dagang lebih memukul ekonomi AS?
ILUSTRASI. Jika tak ada perubahan, Presiden AS Donald Trump akan meneken perjanjian perdagangan fase satu dengan China Rabu (15/1) waktu AS.


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

2. Para importir Amerika membayar tarif tambahan US$ 46 miliar

Trump salah ketika ia mengklaim bahwa China membayar tarif impor dari AS. Biaya tarif langsung keluar dari rekening bank para importir Amerika ketika barang tiba di pelabuhan.

Perusahaan-perusahaan AS telah membayar US$ 46 miliar lebih tarif impor daripada ketika sebelum Trump mengenakan tarif impot, menurut analisis data pemerintah.

Para importir Amerika dapat memilih untuk membayar biaya tarif impor sendiri, atau membebankan sebagian atau semuanya kepada konsumen.

Baca Juga: Pada kesepakatan dagang, China mengerek belanja mobil, pesawat dan energi dari AS

Ada kemungkinan beberapa produsen China menurunkan harga agar tetap kompetitif di pasar AS. Tetapi setidaknya dua temuan yang dirilis tahun lalu menunjukkan bahwa perusahaan dan konsumen AS menanggung beban biaya tarif impor yang paling besar.

3. Biaya konsumen AS naik

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tarif impor pada akhirnya merugikan rumah tangga AS. JPMorgan Chase menyebutkan, tarif yang diberlakukan pada tahun 2018 membuat biaya rumah tangga rata-rata naik US$ 600 per tahun.

Sebuah laporan terpisah, dari peneliti di NY Fed, Princeton, dan Columbia University memperkirakan tarif tersebut akan membuat rumah tangga mengeluarkan biaya lebih mahal US$ 831 per tahun.

Tapi perkiraan itu tidak memperhitungkan tarif impor AS yang diberlakukan pada bulan September 2019, yang menyasar barang-barang konsumen seperti mainan, TV dan pakaian. Putaran tarif sebelumnya menyasar barang-barang industri dan kecil kemungkinannya untuk secara langsung menaikkan biaya bagi pembeli.

Meskipun ada kenaikan itu, konsumen tidak melihat lonjakan besar dalam harga barang di seluruh dunia. Inflasi tidak banyak berubah sejak awal 2018.

Baca Juga: Wall Street terkoreksi dipicu kecemasan atas rencana AS pertahankan tarif impor China




TERBARU

[X]
×