kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perjanjian dagang AS-China siap diteken, perang dagang lebih memukul ekonomi AS?


Rabu, 15 Januari 2020 / 09:19 WIB
Perjanjian dagang AS-China siap diteken, perang dagang lebih memukul ekonomi AS?
ILUSTRASI. Jika tak ada perubahan, Presiden AS Donald Trump akan meneken perjanjian perdagangan fase satu dengan China Rabu (15/1) waktu AS.


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jika tak ada perubahan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menandatangani perjanjian perdagangan fase satu dengan China pada Rabu ini (15/1) waktu AS.

Kesepakatan itu diharapkan bisa menghapuskan tarif impor sekitar US$ 370 miliar barang, atau hampir dua pertiga dari apa yang diimpor AS dari Cina.
Pajak impor telah menaikkan harga barang-barang seperti topi baseball, koper, sepeda, TV, sepatu kets, dan berbagai bahan baku yang digunakan oleh produsen Amerika.

Baca Juga: Amerika Serikat akan pertahankan tarif impor barang China hingga kesepakatan fase dua

Trump menggunakan tarif impor sebagai taktik negosiasi, dimaksudkan untuk melukai ekonomi Tiongkok dan menekan Beijing untuk menyetujui kesepakatan perdagangan baru dengan AS yang membahas praktik perdagangan tidak adil, seperti pencurian kekayaan intelektual dan transfer teknologi paksa.

Nyatanya, tarif impor juga telah merugikan warga Amerika. Kebijakan menaikkan tarif impor membuat pebisnis untuk membuat keputusan pengurangan pekerjaan dan menaikkan harga ke konsumen.

Ditambah lagi, ketidakpastian mengenai berapa lama tarif akan diberlakukan, menghalangi pebisnis untuk melakukan investasi jangka panjang. Nah, apa saja efek perang tarif impor ke ekonomi AS? Berikut rangkumannya seperti dikutip dari CNN:

1. Sebanyak 300.000 pekerjaan hilang

Sebuah laporan dari Moody's Analytics menyebutkan, perang dagang dengan China yang dimulai pada awal 2018, membuat 300.000 orang kehilangan pekerjaan hingga September 2019.

Namun, dengan kehilangan pekerjaan sebanyak itu, pertumbuhan pekerjaan AS masih kuat. Tercatat ada tambahan 2,1 juta pekerjaan pada tahun 2019, meskipun ini lebih lambat dari tahun sebelumnya ketika 2,7 juta pekerjaan diciptakan.

Meskipun sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak kehilangan pekerjaan yang dapat dikaitkan dengan ketegangan perdagangan, laporan Moody bukan satu-satunya yang menunjukkan bahwa perang dagang tersebut berdampak pada pekerja AS.

Sebuah survei bisnis oleh firma kepegawaian Challenger, Gray & Christmas menemukan bahwa ketagangan perdagangan AS-China menjadi alasan untuk lebih dari 10.000 pemangkasan pekerjaan pada bulan Agustus 2019 saja.

Baca Juga: Steven Mnuchin: Kesepakatan dagang AS-China dapat ditegakkan, dokumen dirilis Rabu

2. Para importir Amerika membayar tarif tambahan US$ 46 miliar

Trump salah ketika ia mengklaim bahwa China membayar tarif impor dari AS. Biaya tarif langsung keluar dari rekening bank para importir Amerika ketika barang tiba di pelabuhan.

Perusahaan-perusahaan AS telah membayar US$ 46 miliar lebih tarif impor daripada ketika sebelum Trump mengenakan tarif impot, menurut analisis data pemerintah.

Para importir Amerika dapat memilih untuk membayar biaya tarif impor sendiri, atau membebankan sebagian atau semuanya kepada konsumen.

Baca Juga: Pada kesepakatan dagang, China mengerek belanja mobil, pesawat dan energi dari AS

Ada kemungkinan beberapa produsen China menurunkan harga agar tetap kompetitif di pasar AS. Tetapi setidaknya dua temuan yang dirilis tahun lalu menunjukkan bahwa perusahaan dan konsumen AS menanggung beban biaya tarif impor yang paling besar.

3. Biaya konsumen AS naik

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tarif impor pada akhirnya merugikan rumah tangga AS. JPMorgan Chase menyebutkan, tarif yang diberlakukan pada tahun 2018 membuat biaya rumah tangga rata-rata naik US$ 600 per tahun.

Sebuah laporan terpisah, dari peneliti di NY Fed, Princeton, dan Columbia University memperkirakan tarif tersebut akan membuat rumah tangga mengeluarkan biaya lebih mahal US$ 831 per tahun.

Tapi perkiraan itu tidak memperhitungkan tarif impor AS yang diberlakukan pada bulan September 2019, yang menyasar barang-barang konsumen seperti mainan, TV dan pakaian. Putaran tarif sebelumnya menyasar barang-barang industri dan kecil kemungkinannya untuk secara langsung menaikkan biaya bagi pembeli.

Meskipun ada kenaikan itu, konsumen tidak melihat lonjakan besar dalam harga barang di seluruh dunia. Inflasi tidak banyak berubah sejak awal 2018.

Baca Juga: Wall Street terkoreksi dipicu kecemasan atas rencana AS pertahankan tarif impor China

4. Memukul pabrikan

Trump sering berargumen bahwa tarif impor AS akan meningkatkan sektor manufaktur Amerika, tetapi faktanya industri manufaktur AS dalam kemerosotan.

Pada bulan Desember 2019, ukuran aktivitas manufaktur AS melemah ke titik terendah dalam lebih dari satu dekade. Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan, hanya 46.000 pekerjaan manufaktur bersih ditambahkan pada 2019, meningkat kurang dari 0,5%.

Meskipun ada banyak faktor yang berperan, sebuah makalah baru-baru ini dari para ekonom di Federal Reserve menunjukkan bahwa tarif tentu saja menyeret sektor manufaktur ini.

Baca Juga: Kesepakatan dagang, China beli produk manufaktur AS hampir US$ 80 miliar

Memang benar bahwa beberapa bisnis diuntungkan ketika tarif impor ala Trump membuat barang pesaing asing lebih mahal. Tetapi banyak produsen perlu mengimpor bahan dari luar negeri untuk bahan baku barang di dalam negeri seperti baja, motor dan bagian-bagian sepeda.

5. Petani terluka, tetapi paket bantuan Trump membantu

China menargetkan petani AS dengan memukul produk pertanian, seperti kedelai, gandum, dan jagung, lewat tarif impor balasan.

Tetapi meskipun para petani AS kehilangan salah satu pasar ekspor terbesar mereka, sebuah survei baru-baru ini menemukan bahwa sentimen petani lebih tinggi daripada sejak 2016 dan Departemen Pertanian AS memproyeksikan bahwa pendapatan pertanian akan naik 10% tahun ini, ke level tertinggi sejak 2014.

Itu sebagian besar karena bailout dari Trump. Pemerintahan Trump telah memberikan dana sekitar US$ 28 miliar - sekitar dua kali lipat biaya bailout tahun 2009 - kepada para petani yang dirugikan oleh tarif impor China.

Bailout tidak dimaksudkan untuk menebus total kerugian petani, tetapi membantu menjembatani kesenjangan.

Tetapi bantuan dana dari Trump itu tidak menyelamatkan semua orang. Kebangkrutan sektor pertanian naik 24% di tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data American Farm Bureau.

Baca Juga: Akhirnya, ekspor China naik usai berbulan-bulan melorot

6. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat, ekonomi AS tetap kuat

Pertumbuhan ekonomi China melambat ke level terendah dalam hampir tiga dekade tahun lalu, setidaknya sebagian akibat perang perdagangan. Beberapa importir AS telah menggeser rantai pasokan mereka, membeli dari produsen di negara-negara Asia lainnya untuk menghindari pembayaran tarif.

Baca Juga: Politik AS siap memanas, DPR akan voting dakwaan pemakzulan Trump

Sementara pasar kerja Amerika tetap tangguh dan ekonomi terus tumbuh.

Sulit untuk menyebutkan seberapa besar itu karena perang dagang, yang memperlambat ekonomi Tiongkok dan memiliki efek global lainnya. Tetapi ancaman tarif Trump terus mendorong lingkungan bisnis yang tidak pasti.

Selain China, Trump memberlakukan tarif pada baja asing dan anggur dan keju Eropa. Pemerintahan Trump saat ini sedang mempertimbangkan kenaikan tarif impor barang dari Eropa dan mengenakan bea baru pada berbagai barang dan produk buatan Prancis - sebuah langkah yang telah mengundang kemarahan dari importir dan restoran anggur.

Baca Juga: Ini rincian pembelian mobil, pesawat, dan energi China dalam kesepakatan dagang




TERBARU

[X]
×