Sumber: Jerusalem Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Pembelian tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek AS akan Kemampuan Perlindungan Tembakan Tidak Langsung (IPC).
Iron Dome diyakini mampu memberi perlindungan dari berbagai ancaman udara yang semakin meningkat, termasuk serangan proyektil jarak pendek.
"Kami bangga memasok sistem kami yang paling canggih kepada sekutu kami, Angkatan Darat AS," ungkap Yoav Tourgeman, Vice President IAI dan CEO ELTA.
"Radar MMR akan mempertahankan keunggulan militer sekutu kami. Permintaan akan sistem MMR seluler yang terbukti tempur terus meningkat," ujar dia.
Baca Juga: Pesawat pertama yang membawa turis asal Israel mendarat di UEA
Keunggulan sistem pertahanan udara Iron Dome
Dengan menggunakan teknologi antena 3D Active Electronically Steered Array (AESA) yang canggih, radara MMR Iron Dome mampu mendeteksi dan mencegat ancaman udara secara sekaligus.
Iron Dome mampu menghitung titik benturan secara real time. Oleh karena itu, pusat kontrol bisa menentukan, apakah proses pencegatan perlu dilakukan atau tidak jika serangan diarahkan ke area terbuka dan tidak mengancam.
Satu unit penuh Iron Dome mampu bergerak membawa sekitar 10 kg bahan peledak yang mampu mencegat ancaman udara dengan jarak dari 4 hingga 70 km.
Unit Iron Dome juga cukup mudah diangkut dengan satu kendaraan militer sehingga memudahkan mobiliasasi di saat-saat darurat. Sistem radar seperti ini juga sudah digunakan secara luar dan terintegrasi secara operasional oleh mitra di seluruh dunia.