kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perlombaan bisnis luar angkasa bernilai miliaran dolar AS milik miliarder dunia


Jumat, 23 Juli 2021 / 17:19 WIB
Perlombaan bisnis luar angkasa bernilai miliaran dolar AS milik miliarder dunia
ILUSTRASI. Pengusaha miliarder Jeff Bezos?dalam penerbangan di atas roket New Shepard Blue Origin, Selasa (20/7/2021).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perlombaan bisnis antariksa diantara para milliarder dunia semakin panas. Tidak hanya taipan dari Barat yang konsentrasi dalam pengembangan bisnis luar angkasa, namun banyak orang-orang kaya di China juga tengah mencari petualangan dan peluang bisnis dari luar bumi tersebut. 

Hanya saja, pendekatan dalam mencari peluang bisnis di luar angkasa yang dilakukan milliarder China berbeda dengan taipan barat seperti Rirchard Branson dan milliarder pendiri Amazon Jeff Bezos yang sudah berhasil pergi ke ruang angkasa dengan proyek roket komersialnya.

Para taipan China memilih untuk tetap berpijak pada di Bumi dalam mengincar peluang bisnis. Mereka menjauhi pariwisata luar angkasa dan jenis eksplorasi yang dilakukan Branson, Bezos maupun miliarder AS lain seperti Elon Musk. 

Baca Juga: Klaim pengangguran di Amerika Serikat meningkat

Konglomerat China Li Shufu misalnya melalui Zhejiang Geely Holding miliknya akan membuat satelit. Sementara pengembang properti Country Garden Holdings Co yang dikendalikan oleh wanita terkaya di China China, Yang Huijan,  akan menggalang dana pada tahun 2019 untuk mengembangkan startup roket Land Space. Mereka memilih berfokus pada bisnis seperti manufaktur satelit dan peluncuran roket yang mendukung ambisi China di luar angkasa.

“Pemerintah (China) suka mendapat pujian untuk pencapaian di luar angkasa. Pemerintah ingin melihat sektor swasta sebagai pelengkap negara, mengisi peran yang sangat khusus," kata Lincoln Hines, asisten profesor dan pakar China di US Air War College di Montgomery, Alabama dikutip Bloomberg, Jumat (23/7). 

Zhejiang Geely Holding Group pada bulan Februari mengatakan, telah menerima lisensi untuk membuat satelit, dengan kapasitas tahunan lebih dari 500 di fasilitasnya di China timur. Shunwei Capital, yang didukung oleh miliarder pendiri Xiaomi Corp yakni Lei Jun telah berinvestasi di perusahaan seperti produsen satelit Galaxy Space. 

Meskipun ambisi China besar namun masih kontras dibandingkan dengan eksploitasi yang cukup berani yang dilakukan milliarder dari barat seperti Bezos, Branson dan Jared Isaacman, pendiri Shift4 Payments Inc yang dipesan untuk mengorbit Bumi dengan pesawat yang dibuat oleh Space Exploration Technologies Corp.  Bahkan Elon Musk telah berbicara tentang keinginannya untuk melakukan perjalanan ke Mars meskipun belum ditetapkan tanggal perjalanannya pertamanya ke luar angkasa.

China mendaratkan penjelajah di Mars pada bulan Mei dan bulan lalu mengirim astronot untuk bekerja di stasiun luar angkasa yang sedang dibangun. Rencana masa depan termasuk mendirikan stasiun penelitian di bulan. Astronot China belum pernah mengunjungi Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kebijakan AS yang pertama kali diberlakukan pada 2011 melarang sebagian besar kontak antara NASA dan rekan-rekan China-nya.

Baca Juga: Kasus baru turun, Taiwan akan melonggarkan pembatasan Covid-19 mulai minggu depan

China kini memiliki lebih dari 150 perusahaan yang berfokus pada segala hal mulai dari kendaraan peluncuran dan satelit hingga stasiun bumi dan aplikasi hilir, menurut Masayasu Ishida, direktur Kearney yang berbasis di Tokyo dan chief executive officer Spacetide Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang menyelenggarakan konferensi. fokus pada bisnis luar angkasa.

Startup Cina dapat mengandalkan dukungan keuangan yang murah hati. Perusahaan ruang angkasa komersial negara itu menarik investasi US$ 1,5 miliar tahun lalu, naik dari $800 juta pada 2019. Pemerintah menyumbang setengah dari investasi tersebut.

Ishida melihat bahwa Industri luar angkasa China masih dalam tahap awal pengembangan. Ke depan masih ada kemungkinan bagi para pelaku industri non-ruang angkasa untuk masuk ke industri tersebut.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×