kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,54   0,99   0.11%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perlombaan bisnis luar angkasa bernilai miliaran dolar AS milik miliarder dunia


Jumat, 23 Juli 2021 / 17:19 WIB
Perlombaan bisnis luar angkasa bernilai miliaran dolar AS milik miliarder dunia
ILUSTRASI. Pengusaha miliarder Jeff Bezos?dalam penerbangan di atas roket New Shepard Blue Origin, Selasa (20/7/2021).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perlombaan bisnis antariksa diantara para milliarder dunia semakin panas. Tidak hanya taipan dari Barat yang konsentrasi dalam pengembangan bisnis luar angkasa, namun banyak orang-orang kaya di China juga tengah mencari petualangan dan peluang bisnis dari luar bumi tersebut. 

Hanya saja, pendekatan dalam mencari peluang bisnis di luar angkasa yang dilakukan milliarder China berbeda dengan taipan barat seperti Rirchard Branson dan milliarder pendiri Amazon Jeff Bezos yang sudah berhasil pergi ke ruang angkasa dengan proyek roket komersialnya.

Para taipan China memilih untuk tetap berpijak pada di Bumi dalam mengincar peluang bisnis. Mereka menjauhi pariwisata luar angkasa dan jenis eksplorasi yang dilakukan Branson, Bezos maupun miliarder AS lain seperti Elon Musk. 

Baca Juga: Klaim pengangguran di Amerika Serikat meningkat

Konglomerat China Li Shufu misalnya melalui Zhejiang Geely Holding miliknya akan membuat satelit. Sementara pengembang properti Country Garden Holdings Co yang dikendalikan oleh wanita terkaya di China China, Yang Huijan,  akan menggalang dana pada tahun 2019 untuk mengembangkan startup roket Land Space. Mereka memilih berfokus pada bisnis seperti manufaktur satelit dan peluncuran roket yang mendukung ambisi China di luar angkasa.

“Pemerintah (China) suka mendapat pujian untuk pencapaian di luar angkasa. Pemerintah ingin melihat sektor swasta sebagai pelengkap negara, mengisi peran yang sangat khusus," kata Lincoln Hines, asisten profesor dan pakar China di US Air War College di Montgomery, Alabama dikutip Bloomberg, Jumat (23/7). 

Zhejiang Geely Holding Group pada bulan Februari mengatakan, telah menerima lisensi untuk membuat satelit, dengan kapasitas tahunan lebih dari 500 di fasilitasnya di China timur. Shunwei Capital, yang didukung oleh miliarder pendiri Xiaomi Corp yakni Lei Jun telah berinvestasi di perusahaan seperti produsen satelit Galaxy Space. 

Meskipun ambisi China besar namun masih kontras dibandingkan dengan eksploitasi yang cukup berani yang dilakukan milliarder dari barat seperti Bezos, Branson dan Jared Isaacman, pendiri Shift4 Payments Inc yang dipesan untuk mengorbit Bumi dengan pesawat yang dibuat oleh Space Exploration Technologies Corp.  Bahkan Elon Musk telah berbicara tentang keinginannya untuk melakukan perjalanan ke Mars meskipun belum ditetapkan tanggal perjalanannya pertamanya ke luar angkasa.

China mendaratkan penjelajah di Mars pada bulan Mei dan bulan lalu mengirim astronot untuk bekerja di stasiun luar angkasa yang sedang dibangun. Rencana masa depan termasuk mendirikan stasiun penelitian di bulan. Astronot China belum pernah mengunjungi Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kebijakan AS yang pertama kali diberlakukan pada 2011 melarang sebagian besar kontak antara NASA dan rekan-rekan China-nya.

Baca Juga: Kasus baru turun, Taiwan akan melonggarkan pembatasan Covid-19 mulai minggu depan

China kini memiliki lebih dari 150 perusahaan yang berfokus pada segala hal mulai dari kendaraan peluncuran dan satelit hingga stasiun bumi dan aplikasi hilir, menurut Masayasu Ishida, direktur Kearney yang berbasis di Tokyo dan chief executive officer Spacetide Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang menyelenggarakan konferensi. fokus pada bisnis luar angkasa.

Startup Cina dapat mengandalkan dukungan keuangan yang murah hati. Perusahaan ruang angkasa komersial negara itu menarik investasi US$ 1,5 miliar tahun lalu, naik dari $800 juta pada 2019. Pemerintah menyumbang setengah dari investasi tersebut.

Ishida melihat bahwa Industri luar angkasa China masih dalam tahap awal pengembangan. Ke depan masih ada kemungkinan bagi para pelaku industri non-ruang angkasa untuk masuk ke industri tersebut.

Untuk saat ini, rencana luar angkasa yang ambisius dari Geely's Li berada di belakang jadwal. Perusahaan mengatakan pada bulan Februari akan meluncurkan satelit pada paruh pertama tahun 2021 tetapi sejak itu belum ada pengumuman tentang mereka. 

Sementara Richard Branson telah melakukan penerbangan luar angkasa yang terbang tinggi lebih dari 50 mil di atas gurun New Mexico dengan pesawat roket Virgin Galactic pada 11 Juli 2021 lalu.

Itu merupakan Ujicoba pertama kendaraan berawak penuh yang selamat kembali ke bumi setelah 17 tahun Virgin Galactic memulai eksplorasi bisnis pariwisata luar angkasa itu. Prototipe sebelumnya dari pesawat roket Virgin Galactic jatuh saat uji terbang di atas Gurun Mojave California pada tahun 2014, menewaskan satu pilot dan melukai beberapa orang lainnya dengan serius.

Baca Juga: Xi Jinping sambangi Tibet, kunjungan pertama sebagai Presiden China

Branson telah menggembar-gemborkan misinya sebagai perintis era baru pariwisata ruang angkasa, di mana perusahaan yang ia dirikan pada tahun 2004 siap untuk memulai operasi komersial tahun depan. 

Virgin mengatakan pihaknya merencanakan setidaknya dua penerbangan uji coba lebih lanjut dari pesawat luar angkasa dalam beberapa bulan ke depan sebelum memulai operasi komersial reguler pada tahun 2022.

Beberapa ratus calon astronot warga kaya telah memesan reservasi, dengan harga sekitar US$ 250.000 atau Rp 3,621 miliar (kurs Rp 14.400) per tiket. Dengan merogoh kantong sedalam itu, mereka akan memiliki kesempatan untuk mengalami penerbangan supersonik dan menyaksikan pemandangan spektakuler Bumi dari luar angkasa.

Bank investasi UBS yang berbasis di Swiss memperkirakan nilai potensial pasar pariwisata luar angkasa mencapai US$ 3 miliar per tahun pada tahun 2030.

Sementara Bezos melakukan penerbangan pertama ke luar angkasa pada 20 Juli 2021 lalu dengan menggunakan pesawat bertenaga roket 3.701 kilometer per jam milik Blue Origin.

Baca Juga: China: Kami tolak rencana WHO untuk penyelidikan asal usul Covid-19

Bezos mendirikan Blue Origin pada 2000. Perusahaan ini mengembangkan teknologi roket sebagai basis bisnis, misalnya seperti perjalanan luar angkasa berbayar yang mirip misi penerbangan Richard Branson. 

Pendiri Amazon ini telah menginvestasikan miliaran dollar AS ke Blue Origin. Perusahaannya baru-baru ini melelang tiket ke luar angkasa seharga 28 juta dollar AS atau setara Rp 407,4 miliar.

Selanjutnya: Xi Jinping sambangi Tibet, kunjungan pertama sebagai Presiden China




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×