kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Perlombaan nuklir global mulai berkembang, jumlah senjata mematikan ini meningkat


Minggu, 20 Juni 2021 / 11:45 WIB
Perlombaan nuklir global mulai berkembang, jumlah senjata mematikan ini meningkat


Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Negara pemilik senjata nuklir lain, seperti Inggris, baru saja meninjau kebijakan keamanannya pada Maret 2021 dan membalikkan kebijakan sebelumnya untuk mengurangi persenjataan nuklir negara. Hasilnya, Inggris berencana menaikkan batas jumlah senjata nuklir dari 180 menjadi 260.

China terbilang cukup stabil di tengah-tengah modernisasi yang signifikan dan perluasan persediaan senjata nuklirnya. Sementara India dan Pakistan juga tampaknya memperluas persenjataan nuklir mereka, SIPRI mengungkapkan.

Korea Utara yang kerap menjadi sorotan juga diprediksi akan tetap melanjutkan program nuklirnya, meskipun desakan denuklirisasi terus datang dari negara-negara Barat yang dimotori AS.

Sembilan negara pemilik senjata nuklir, yakni AS, Rusia, Inggris, Prancis, Cina, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara diperkirakan memiliki 13.080 hulu ledak di awal 2021. Jumlahnya turun dari 13.400 di awal 2020 karena banyak senjata nuklir lama yang telah dibongkar.

Baca Juga: AS tuding China menolak pembicaraan senjata nuklir

Potensi penggunaan senjata nuklir dalam perang meningkat

Peningkatan jumlah senjata nuklir global praktis turut meningkatkan potensi penggunaannya dalam konflik bahkan perang berskala besar di masa depan.

Hal ini juga menjadi salah satu kekhawatiran SIPRI, mengingat beragam bibit konflik mulai terlihat di berbagai belahan dunia. Laut China Selatan, Timur Tengah, hingga Laut Baltik jadi beberapa titik paling rawan saat ini.

"Kami percaya bahwa risiko, probabilitas meningkat. Ketika mereka (negara) memodernisasi kekuatan mereka, mereka juga lebih menekankan pada senjata nuklir dalam strategi militer mereka," ungkap Kristensen.

Di sisi lain, Kristensen bersama SIPRI meyakinkan, situasi keamanan global saat ini tidak setegang era Perang Dingin dahulu, meskipun tanda-tanda perlombaan senjata semakin mudah dilihat.

Selanjutnya: Menteri Israel: Kesepakatan nuklir Iran yang baru akan berujung perang!



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×