Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Ekspor domestik non-migas alias non-oil domestic exports (NODX) Singapura turun 4,6% pada Juli dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi ini lebih rendah dari proyeksi ekonom, yang memprediksi kontraksi hanya 1,8% dan lebih rendah dari data revisi Juni, yang naik 12,9%.
Reuters melaporkan, penurunan ini disebabkan anjloknya ekspor non-elektronik, khususnya farmasi. Ekspor non-migas ke Amerika Serikat, China, dan Indonesia mengalami penurunan pada Juli. Sementara ekspor ke Uni Eropa, Taiwan, Korea Selatan, dan Hong Kong naik.
Setelah kinerja ekonomi yang lebih baik dari perkiraan pada paruh pertama 2025, pekan lalu Singapura menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2025 menjadi 1,5%-2,5%, dari sebelumnya 0%-2%.
Baca Juga: Kontribusi Devisa Hasil Ekspor dari BJA Group Mencapai US$ 58,8 Juta
Proyeksi ini sebelumnya sempat dipangkas karena tarif AS. Singapura dikenai tarif dasar 10% oleh AS. Pemerintah juga memperingatkan pertumbuhan ekonomi melambat pada paruh kedua 2025.
Pemerintah telah memperingatkan bahwa pertumbuhan kemungkinan akan melambat pada paruh kedua tahun 2025 karena efek dari percepatan ekspor dan produksi untuk menghindari tarif AS mulai mereda.
Pekan lalu, Enterprise Singapore mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekspor non-migas sebesar 1% hingga 3% untuk tahun ini. Ini seraya menyatakan akan ada beberapa kelemahan pada paruh kedua setelah awal tahun yang lebih kuat dari perkiraan.
Dalam pidato Rapat Umum Nasional pada hari Minggu, Perdana Menteri Lawrence Wong menyatakan tidak merasa tenang dengan tarif dasar 10% yang dikenakan AS terhadap barang-barang asal Singapura. "Karena tidak ada yang tahu apakah AS mungkin akan menaikkan tarif dasar tersebut. Atau memberlakukan tarif lebih tinggi terhadap industri tertentu seperti farmasi dan semikonduktor," ujar dia.