kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,21   3,88   0.43%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertama kali sejak kudeta, Aung San Suu Kyi muncul di pengadilan Myanmar


Selasa, 02 Maret 2021 / 06:19 WIB
Pertama kali sejak kudeta, Aung San Suu Kyi muncul di pengadilan Myanmar
ILUSTRASI. Untuk pertama kalinya sejak dia ditahan dalam kudeta militer, Aung San Suu Kyi muncul di pengadilan melalui tautan video. REUTERS/Stringer


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Suu Kyi awalnya menghadapi dua tuduhan mengimpor walkie talkie secara ilegal dan melanggar undang-undang bencana alam Myanmar. Akan tetapi, dua tuduhan tambahan ditambahkan pada hari Senin. Dia dituduh menggunakan peralatan komunikasi ilegal dan menyebabkan "ketakutan dan kewaspadaan".

Atas tuduhan awal, Suu Kyi terancam hukuman hingga tiga tahun penjara. Tidak jelas hukuman apa yang mungkin dijatuhkan dari dakwaan baru itu, tetapi dia dilaporkan dapat dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan mendatang jika terbukti bersalah.

Kasus ini telah ditunda hingga 15 Maret.

Khin Maung Zaw, yang memimpin tim hukum Suu Kyi, mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak dapat menemui kliennya dan dipaksa untuk mendengarkan sidang dari sebuah ruangan kecil di sebelahnya. 

"Hakim mengatakan kami tidak diizinkan untuk melihatnya," jelas Khin Maung Zaw.

Baca Juga: Pelajar hingga dokter di Myanmar berencana melakukan demo terhadap junta militer

Tetapi pengacaranya yang lain mengatakan kepada BBC Burma bahwa dia berhasil melihatnya sekilas di layar di pengadilan. Dan yang ketiga mengatakan kepada kantor berita Reuters "dia terlihat sehat".

Kantor berita Myanmar Now melaporkan bahwa presiden yang digulingkan Win Myint - sekutu utama Suu Kyi - juga telah didakwa atas penghasutan di bawah hukum pidana.

Popularitas Suu Kyi telah melonjak di Myanmar sejak penangkapannya, tetapi reputasi internasionalnya masih ternoda oleh tuduhan bahwa dia menutup mata terhadap pembersihan etnis dari komunitas minoritas Muslim Rohingya.

Selanjutnya: Episode berdarah tak surutkan aksi massa besar di Myanmar




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×