Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – SYDNEY. Ekonomi Australia tumbuh dengan laju tahunan tercepat hampir dua tahun pada kuartal II-2025, didorong oleh peningkatan belanja konsumen setelah periode lesu, menurut data resmi yang dirilis Rabu (3/9/2025).
Biro Statistik Australia mencatat produk domestik bruto (PDB) riil naik 0,6% secara kuartalan, melampaui perkiraan pasar sebesar 0,5%.
Baca Juga: Ekonomi Australia Tumbuh Tipis, Belanja Pemerintah dan Investasi Bisnis Masih Lemah
Pertumbuhan kuartal I tercatat 0,3%. Secara tahunan, ekonomi Australia tumbuh 1,8% dibandingkan 1,4% pada kuartal sebelumnya, menjadi laju pertumbuhan tercepat hampir dua tahun terakhir.
Meski demikian, angka ini masih di bawah laju “normal” 2,5% yang biasa dicatat sebelumnya.
Konsumsi rumah tangga menjadi motor utama pertumbuhan, melonjak 0,9% terutama pada belanja barang dan jasa non-esensial, menyumbang 0,4 poin persentase terhadap pertumbuhan PDB. Rasio tabungan rumah tangga turun menjadi 4,2% dari 5,2%, menandakan konsumen lebih memilih membelanjakan uang dibanding menabung.
“Diskon akhir tahun fiskal dan peluncuran produk baru mendorong kenaikan belanja barang non-esensial, termasuk perabotan rumah tangga, kendaraan bermotor, serta barang rekreasi dan budaya,” kata Tom Lay, kepala akun nasional di Biro Statistik.
“Selain itu, rumah tangga memanfaatkan libur panjang dari Easter hingga ANZAC Day untuk menikmati layanan rekreasi, yang turut mendorong konsumsi jasa.”
Baca Juga: Kunker ke Australia saat Banyak Demo, Begini Penjelasan Ketua Komisi XI DPR
Sementara itu, belanja pemerintah yang menjadi penggerak utama tahun lalu memberikan kontribusi minimal.
Investasi pada jalan, kereta, dan sektor kesehatan relatif stagnan, dan investasi bisnis tetap lemah, tidak memberi tambahan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan PDB ini juga melampaui perkiraan Reserve Bank of Australia (RBA), yang memproyeksikan pertumbuhan tahunan sebesar 1,7% hingga akhir tahun.
RBA telah menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali sejak Februari menjadi 3,6% seiring inflasi yang melunak, dan pasar kini memperkirakan kemungkinan pemotongan suku bunga tambahan pada November.
Fokus kini bergeser ke pasar tenaga kerja, yang meski melunak dari level full employment, tetap menunjukkan stabilitas.
Baca Juga: Jeff Bezos Tuai Sorotan setelah Superyacht Rp 8,2 Triliun Sulit Sandar di Florida
Tingkat pengangguran turun sedikit dari puncak 3,5 tahun di bulan Juli, meredakan kekhawatiran perlambatan di pasar kerja.
Data kuartal II juga menunjukkan PDB per kapita naik 0,2%, kembali ke zona positif setelah mengalami kontraksi kuartal sebelumnya.