Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Ekonomi Thailand tumbuh 3,2% pada kuartal IV 2024 secara tahunan (YoY), lebih rendah dari perkiraan median 3,9% dalam jajak pendapat analis oleh Reuters, menurut data resmi yang dirilis pada Senin (17/2).
Secara kuartalan, ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini mencatat pertumbuhan sebesar 0,4% (qoq) pada periode Oktober-Desember, lebih rendah dari ekspektasi pertumbuhan 0,7%.
Sebagai perbandingan, pertumbuhan pada kuartal III tercatat sebesar 3,0% yoy dan 1,2% qoq.
Baca Juga: Bursa Asia Dibuka Naik Senin (17/2), Investor Mencerna Data Ekonomi Jepang
Sepanjang tahun 2024, ekonomi Thailand tumbuh 2,5%, meningkat dibanding revisi pertumbuhan 2,0% pada 2023, menurut Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional (NESDC).
NESDC juga memperkirakan ekonomi Thailand akan tumbuh dalam kisaran 2,3%-3,3% pada 2025, dengan titik tengah 2,8%, yang didukung oleh belanja pemerintah, konsumsi swasta, investasi, sektor pariwisata, dan ekspor.
Dampak Kebijakan Perdagangan AS dan Suku Bunga
Menteri Perdagangan Thailand Pichai Naripthaphan menyatakan pada Jumat bahwa pihaknya berharap Thailand tidak akan dikenakan tarif tambahan oleh AS.
Baca Juga: India dan Thailand Bisa Menjadi Incaran Tarif Impor Trump Berikutnya
Ia menegaskan akan melakukan segala upaya agar Thailand tidak menjadi target kebijakan perdagangan Washington, terutama mengingat surplus perdagangan negara tersebut dengan AS yang dapat berdampak pada ekspor.
Pada Desember 2024, Bank of Thailand (BoT) mempertahankan suku bunga utama di 2,25%, setelah sebelumnya melakukan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober yang mengejutkan pasar.
Gubernur bank sentral Thailand menyatakan bulan lalu bahwa tingkat suku bunga saat ini masih sesuai, mengingat tingginya utang rumah tangga, meskipun pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan bisa berada di bawah 2,9%.
BoT dijadwalkan melakukan tinjauan kebijakan moneter berikutnya pada 26 Februari 2025.