kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonomi Vietnam Melemah pada Kuartal I, Terseret Loyonya Kinerja Ekspor


Rabu, 29 Maret 2023 / 19:49 WIB
Ekonomi Vietnam Melemah pada Kuartal I, Terseret Loyonya Kinerja Ekspor
ILUSTRASI. Manufaktur Vietnam


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - HANOI. Data pemerintah Vietnam menunjukkan, pertumbuhan ekonomi negara tersebut melambat menjadi 3,32% pada kuartal pertama 2023 pada Rabu (29/3).

Data Revinitif juga menunjukan bahwa Indeks saham patokan Vietnam mengalami penurunan 29% dalam setahun terakhir.

Perlambatan ekonomi tersebut jelas sangat kontras dengan pertumbuhan ekspansi di negara itu yang sebesar 5,92% YoY pada kuartal keempat 2022.

“Ekonomi global terus menghadapi perkembangan yang sulit ­dan ketidakpastian,” tulis General Statistics Office (GSO) atau Kantor Statistik Umum, dilansir dari Reuters, Rabu (29/3).

Pernyataan GSO tersebut keluar sebagai tanggapan atas inflasi yang tinggi dan melemahnya permintaan di mitra dagang utama Vietnam.

GSO memaparkan salah satu penyebab dari perlambatan ekonomi Vietnam adalah kinerja ekspor smartphone dan barang elektronik turun drastis.

Ekspor smartphone yang merupakan sektor terbesar negara itu turun 15% menjadi US$13 miliar pada kuartal pertama tahun lalu, sementara ekspor barang elektronik turun 10,9%.

Tak hanya sektor ekspor, produksi industri mereka pada kuartal pertama turun 2,3% dari tahun lalu. Meskipun penjualan produk ritel dan jasa naik 13,9%.

Baca Juga: Investasi di China Tidak Aman, Perusahaan AS Alihkan Pusat Ekspansi ke Vietnam

Lebih lanjut GSO menyebut bahwa harga konsumen Vietnam di bulan Maret  juga turun 0,23% dari bulan Februari. Meskipun harga konsumen rata-rata pada kuartal pertama naik 4,18% dari tahun sebelumnya.

Tahun ini Vietnam menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 6,5%. Target ini pun masih di bawah pertumbuhan ekspansi tertinggi dalam satu dekade sebesar 8,02% yang diraih negara itu tahun lalu.

“Kami memperkirakan aktivitas ekonomi akan tetap lemah tahun ini mengingat rendahnya permintaan eksternal dan ada dampak pengetatan moneter,” kata Capital Economics.

Capital Economics juga melaporkan akan ada risiko penurunan pada target PDB sebesar 5% tahun ini.  Apalagi Bank Sentral Vietnam memangkas tingkat pembiayaan kembali sebesar 50 bps tahun ini.

Awal bulan ini, Bank sentral negara itu memangkas beberapa suku bunga sebagai kebijakan untuk meningkatkan likuiditas dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Langkah yang dilakukan ini dianggap mengejutkan dan membuatnya berbeda dari negara-negara sekawasan di tengah gejolak keuangan global.

Capital Economics juga menyebut kalau Vietnam adalah salah satu ekonomi paling terbuka di dunia dan permintaan eksternal yang lemah berdampak pada ekonomi.

Mereka juga menambahkan bahwa sektor properti yang terlalu banyak terkena dampak dari pengetatan persyaratan pinjaman.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×