kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan AS ramai-ramai hengkang dari China, Indonesia jadi salah satu pilihan


Senin, 02 September 2019 / 07:15 WIB
Perusahaan AS ramai-ramai hengkang dari China, Indonesia jadi salah satu pilihan
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump


Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Pada pekan lalu, Trump mengatakan dia akan menaikkan pajak eksisting terhadap produk-produk China senilai US$ 250 miliar dari 25% menjadi 30% pada 1 Oktober. Tak hanya itu, pajak terhadap barang-barang China lain senilai US$ 112 miliar, yang berlaku efektif Minggu kemarin, sekarang menjadi 15% dari sebelumnya 10%. Akibat perang dagang ini, posisi China sebagai partner dagang terbesar AS melorot dari posisi pertama menjadi posisi ketiga.

Melansir CNBC, sejumlah perusahaan juga berencana keluar sepenuhnya dari China. Dengan melakukan hal itu, terbukti sangat mengganggu bagi industri dan teknologi kelas berat Amerika yang mengandalkan pangkalan manufaktur China sebagai bagian penting dari rantai pasokan mereka. China masih menghasilkan sekitar 25% dari semua barang manufaktur di seluruh dunia. Sebagian karena alasan sulitnya menemukan tenaga kerja yang cukup di pabrik negara lain.

Sebagai pengganti China, negara-negara Asia Tenggara termasuk Vietnam, Indonesia dan Malaysia telah menarik perhatian perusahaan-perusahaan AS dalam beberapa bulan terakhir. Sejumlah perusahaan berhasil memindahkan perusahaan mereka dengan sukses ke negara-negara tersebut. Namun banyak juga yang harus menghadapi hambatan seperti oleh kelangkaan rantai pasokan khusus dan kekurangan tenaga kerja (di Kamboja, lebih dari 40% dari semua barang yang diperiksa pada kuartal terakhir tidak memenuhi standar inspeksi).

Baca Juga: Ini empat sinyal perang dagang AS-China siap mereda

Boeing, misalnya. Perusahaan produsen pesawat terbang ini belum akan hengkang dari China dalam waktu dekat setelah membuka pabrik untuk pesawat jet 737 Max tahun lalu. Memindahkan produksi akan menempatkan posisi Boeing dalam risiko sehingga bisa kalah dalam bersaing dengan Airbus yang juga menyasar pasar China. Bisnis Boeing diestimasi menambah perekonomian China dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar.

Apple, juga sama. Mayoritas produk teknologi raksasa diproduksi di China. Jika ditotal, 50% supplier Apple berlokasi di China, naik 5% dalam empat tahun terakhir. Butuh waktu bertahun-tahun hingga Apple bisa hengkang dari China dan jalan Samsung untuk bisa mengambil pangsa pasar Apple akan semakin mudah.

Laporan dari CNBC juga menyebut, sejumlah perusahaan teknologi AS lainnya, seperti HP Inc dan Dell Technologies juga dilaporkan sudah memindahkan lebih dari 30% produksi notebook mereka keluar dari China.




TERBARU

[X]
×