kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.204   62,76   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   11,08   1,01%
  • LQ45 878   11,31   1,31%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 449   6,13   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,20   0,97%
  • IDX80 127   1,37   1,09%
  • IDXV30 135   0,73   0,54%
  • IDXQ30 149   1,60   1,08%

Perusahaan AS ramai-ramai hengkang dari China, Indonesia jadi salah satu pilihan


Senin, 02 September 2019 / 07:15 WIB
Perusahaan AS ramai-ramai hengkang dari China, Indonesia jadi salah satu pilihan
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump


Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang meminta agar perusahaan-perusahaan AS memindahkah pabrik produksi mereka dari China, sempat membuat Wall Street bingung. Namun, rupanya, banyak perusahaan AS yang sudah melakukannya. Mengutip CNBC, dalam beberapa bulan terakhir, banyak pimpinan perusahaan yang memberikan sinyal untuk mengambil langkah serupa seiring dengan meningkatnya tensi perang dagang.

Pada 23 Agustus, Trump menuliskan tweet di media sosial Twitter. Dia memerintahkan perusahaan AS untuk "secepatnya mencari alternatif pengganti China" dan mendesak mereka agar memproduksi di AS. Sebagai dasarnya, dia mengutip Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) - yang disahkan pada tahun 1977 terkait dengan urusan "ancaman tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, atau ekonomi Amerika Serikat."

Ancaman presiden menyebabkan investor tak nyaman, sehingga mengirim indeks saham ke posisi terendah pada sesi hari itu. Data Reuters menunjukkan, Indeks Dow Jones Industrial Average, misalnya, turun lebih dari 600 poin.

Baca Juga: AS dan China mengenakan tarif tambahan barang impor mulai hari ini

Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial pada hari Jumat. Yakni dengan menyerang General Motors karena kehadirannya yang sangat signifikan di China. Dia bahkan mempertanyaak apakah produsen otomotif itu harus memindahkan operasionalnya ke AS.

"Terkadang Anda harus mengambil kebijakan yang tegas," jelas penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow seperti yang dilansir dari CNBC. Kudlow menambahkan, perusahaan-perusahaan AS harus mengikuti imbauan Trump untuk segera meninggalkan AS.

Sejauh ini, tidak ada satu pun Presiden AS yang pernah menggunakan IEEPA sebagai landasan dalam menyelesaikan pertikaian komersial. Apalagi China merupakan salah satu partner dagang terbesar AS. Lebih dari 100 abad, pemerintahan AS menggunakan IEEPA untuk menegakkan perdagangan obat-obatan atau terorisme finansial melalui sanksi atau pinalti ekonomi lainnya.

Baca Juga: Donald Trump: Perundingan dagang AS-China lanjut, tarif impor AS tetap jalan

CNBC mempertanyakan, hingga saat ini masih belum jelas bagaimana atau di bawah otoritas apa, Trump dapat mengimplementasikan IEEPA untuk perdagangan. Beberapa analis berpendapat bahwa undang-undang memungkinkan presiden untuk melakukan tindakan tertentu yang membatasi jalannya bisnis perusahaan China di AS, yakni dengan memblokir investasi. Bahkan jika itu tidak memungkinkan, pemerintahan Trump bisa langsung memerintahkan mereka untuk pindah.  

Indonesia ikut dilirik

Sejumlah perusahaan AS sudah mengambil langkah untuk melakukan diversifikasi produksi di tengah memanasnya perang dagang dalam setahun terakhir. Namun, perintah untuk memindahkan operasional mereka ke luar China membuat pelaku industri kewalahan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×