Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan yang dilakukan perusahaan blue chips dunia merupakan tanda bahwa kemerosotan ekonomi global semakin dalam.
Walt Disney Company misalnya, pada Selasa (29/9) mengumumkan akan memangkas 28.000 karyawan. Perusahaan hiburan raksasa itu mengalami kerugian akibat pandemi covid-19.
Walt Disney akhirnya menyerah dengan terpaksa melakukan PHK besar-besaran setelah tujuh bulan berjuang melawan pandemi. Pengumuman pemangkasan karyawan Disney ini merupakan PHK terbesar yang diumumkan sejak Covid-19 merebak.
Tak berselang lama dari pengumuman Walt Disney tersebut, beberapa perusahaan besar dunia di berbagai industri mulai energi hingga keuangan mengumumkan pemangkasan karyawan.
Baca Juga: AirAsia berencana melakukan PHK ratusan pegawainya
Allstate Corp, perusahaan asuransi mobil terbesar di Amerika Serikat (AS) pada 30 September 2020 mengumumkan akan memangkas 3.800 karyawannya atau sekitar 8% dari total tenaga kerja perusahaan. Ini akan meliputi karyawan rumah tangga di bisnis taman hiburan, jalur pelayaran, dan ritelnya. Dua pertiga diantaranya merupakan pekerja paruh waktu. Selebihnya berasal dari kaaryawan tetap dan juga melibatkan eksekutif.
Goldmand Sachs Group juga berencana memangkas sekitar 400 karyawan setelah sebelumnya menghentikan sementara pengurangan pekerjaan pada awal krisis Covid-19.
Pengumuman seperti ini menunjukkan bahwa tantangan pemerintah AS dalam meningkatkan kembali ekonominya semakin berat. Data mingguan pengajuan tunjangan pengangguran di AS yang akan dirilis pada Kamis diperkirakan tetap akan jauh di atas level sebelum pandemi. Sementara laporan lapangan pekerjaa yang akan dirilis pada Jumat diperkirakan akan terjadi pengurangan 2,5 juta pekerja pada September dari bulan sebelumnya.
Brett Ryan, ekonom senior AS di Deutsche Bank Securities Inc mengatakan, pekerjaan yang hilang awalnya terkonsentrasi di sektor jasa. Namun, semakin melambatnya ekonomi membuat semakin banyak PHK karena banyak perusahaan mencoba melindungi margin keuntungan.
"Perusahaan besar yang mungkin berada di lintasan pendapatan tertentu sebelum penurunan mulai kembali melakukan evaluasi," tambahnya seperti dikutip Bloomberg, Kamis (1/10).
Baca Juga: PHRI: PHK susah dihindari di saat seperti ini
Dampak buruk tidak terbatas pada perusahaan Amerika. Royal Dutch Shell Plc juga mengumumkan akan memangkas 9.000 lapangan kerja. Anjloknya harga minyak mentah memaksa perusahaan harus melakukan penghematan biaya miliaran dolar.
Shell bakal mengurangi seperlima posisi di tiga lapisan teratas struktur karyawan perusahaan. “Di banyak tempat, kita memiliki terlalu banyak lapisan di perusahaan, terlalu banyak tingkatan di antara saya, sebagai CEO, dan operator serta teknisi di lokasi kita,” kata Kepala Jurusan Minyak Shell, Ben van Beurden.
Pemasok suku cadang mobil Jerman Continental AG juga menyetujui rencana restrukturisasi yang akan memangkas atau mengalihkan 30.000 pekerjaan di seluruh dunia.
Bahkan Exxon Mobil Corp yang telah lama membanggakan dirinya dalam menghadapi kejatuhan pasar minyak mentah tanpa harus melakukan PHK datang mengejutkan investor dan analis beberapa bulan terakhir. Pasalnya, perusahaan ini sudah menargetkan akan memberhentikan 10% staf kantornya di AS.
Halliburton, pembuat fracker terbesar di dunia, menghilangkan seluruh lapisan manajemen. Sementara Marathon Petroleum Corp yakni penyulingan minyak mentah AS independen terbesar, telah memulai putaran kedua PHK yang akan mempengaruhi sekitar 2.050 karyawan.
Maskapai penerbangan AS juga sedang bersiap memberhentikan puluhan ribu pekerja mulai Kamis, kecuali mereka mendapatkan bantuan federal tambahan. American Airlines Group telah memperingatkan akan melakukan PHK 19.000 karyawan, sementara United Airlines Holdings berencana memangkas sekitar 12.000.