Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING/SEOUL. Perusahaan chip Tiongkok yang menjadi sasaran Washington dengan kontrol ekspor baru berjanji untuk mempercepat lokalisasi rantai pasokan.
Melansir Reuters, mereka mengatakan mampu melanjutkan produksi berkat upaya baru-baru ini untuk membangun persediaan peralatan.
Informasi saja, pembatasan terbaru, tindakan keras AS ketiga terhadap sektor Tiongkok dalam tiga tahun, difokuskan pada peralatan pembuatan chip, perangkat lunak, dan memori bandwidth tinggi.
Pembatasan tersebut membatasi ekspor ke 140 perusahaan, termasuk pembuat peralatan chip Naura Technology Group dan ACM Research.
Empyrean, produsen peralatan otomasi desain elektronik (EDA) yang juga dikenal sebagai Beijing Huada Jiutian Technology, mengatakan bahwa pencantumannya dalam daftar tersebut tidak akan berdampak besar pada operasi.
"Perusahaan akan memanfaatkan peluang pengembangan untuk mempercepat proses lokalisasi peralatan EDA proses penuh," katanya dalam pernyataan resminya.
Baca Juga: Balasan Sengit China ke AS: Tiongkok Larang Ekspor Galium, Germanium & Antimon
Jiangsu Nata Opto-Electronic Material, yang memproduksi bahan yang digunakan dalam pembuatan chip, mengatakan kepada kantor berita China Yicai bahwa mereka telah menimbun dan juga akan melakukan penggantian dalam negeri, tetapi tidak memberikan rinciannya.
Surat kabar 21st Century Business Herald melaporkan, perusahaan lain, seperti penyedia sistem uji semikonduktor Beijing Huafeng Test & Control Technology, mengatakan bahwa mereka telah melokalisasi rantai pasokan mereka sepenuhnya.
Sementara otoritas China menyebut langkah tersebut sebagai "paksaan ekonomi", tindakan tersebut tampaknya tidak berdampak besar pada saham pembuat chip.
Saham-saham produsen chip mengalami sedikit kenaikan pada hari Selasa karena analis mengatakan pembatasan tersebut tidak seketat yang dikhawatirkan.
Gangguan yang dapat dikelola
Menurut Martijn Rasser, direktur pelaksana di Datenna, platform intelijen data yang berfokus pada teknologi Tiongkok, pembatasan AS menargetkan "titik terlemah" dalam industri semikonduktor Tiongkok, yang sangat bergantung pada peralatan asing untuk manufaktur.
Analis Jefferies dalam sebuah catatan memprediksi, pengeluaran modal oleh industri chip Tiongkok tahun depan kemungkinan akan turun sebesar US$ 10 miliar, atau sekitar 30% berbasis tahunan, menjadi US$ 35 miliar, sebagai akibat dari pembatasan ini.
Namun analis lain mengatakan pembatasan tersebut mungkin tidak memiliki efek yang diinginkan karena perusahaan chip Tiongkok sejak tahun lalu telah meningkatkan pembelian peralatan buatan luar negeri dari perusahaan seperti pembuat mesin litografi Belanda ASML dan pembuat alat AS Lam Research.
Tonton: Serangan Perang Dagang Terbaru, Asosiasi China: Chip AS Tak Aman Lagi Digunakan